Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Ekonomi

Analis: Rupiah Masih Bisa Menguat Terbatas

×

Analis: Rupiah Masih Bisa Menguat Terbatas

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com | JAKARTA – Pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) selama sepekan dinilai cukup stabil. Meskipun demikian, pergerakan rupiah sempat fluktuatif seiring beberapa sentimen dari domestik maupun global.

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang garuda selama sepekan masih menempati posisi yang sama yaitu di level Rp 14.138 per dolar AS. Pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (11/10) rupiah menguat tipis 0,08%.

Data kurs tengah BI, kurs rupiah melemah 0,03% ke level Rp 14.139 per dolar AS dalam sepekan. Hari ini saja, rupiah pada kurs tengah BI menguat 0,13%.

Menurut Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan, pergerakan rupiah selama sepekan diawali oleh rupiah yang melemah. Pelemah ini dipicu cadangan devisa Indonesia yang menurun.

Baca Juga:   Walikota PSP Panen Perdana Bawang Merah di Desa Singali

Selain itu, rupiah juga sempat melemah karena adanya isu bahwa negosiasi dagang yang terjadi di pekan ini akan gagal. Ada kabar bahwa perwakilan China kembali ke negaranya.
“Namun akhirnya dibantah dan pertemuan tersebut jadi berlangsung,” ujar Faisyal.

Penguatan terhadap rupiah kembali terjadi hingga akhir pekan ini karena adanya optimisme bahwa kesepakatan dagang akan terjadi. Faisyal bilang hingga penutupan perdagangan hari ini, pelaku pasar masih menanti hasil negosiasi dagang.

Hingga saat ini, pertemuan antar pejabat AS dan China memang sedang berlangsung. “Pasar melihat adanya progress dengan akan bertemunya presiden AS Trump dan Wakil Perdana Menteri China Liu He tengah malam nanti,” jelas Faisyal.

Baca Juga:   Hari Ini, IHSG Tergelincir ke Zona Merah

Sedangkan menurut Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan bahwa sepekan ini pergerakan rupiah didominasi oleh penantian pasar terhadap negosiasi dagang. Ia bilang rupiah melemah di awal pekan karena pasar masih menanti pertemuan dagang yang terjadi pada tengah pekan ini.

Josua menyampaikan hasil positif terlihat pada pertemuan hari pertama di Kamis (10/10) lalu. Hal ini membuat pasar semakin optimistis bahwa akan ada beberapa poin kesepakatan dagang yang bisa meredakan perang dagang antara AS dan China. “Beritanya mengatakan hal-hal positif dan Donald Trump pun menyampaikan pertemuan di hari pertama berjalan lancar,” ujar Josua.

Hasil dari negosiasi dagang antara AS dan China ini dinilai akan mempengaruhi pergerakan rupiah di pekan depan. Josua menilai hasil negosiasi ini akan ditambah dengan rilis data penting dari domestik dan global seperti data neraca dagang China dan Indonesia.

Baca Juga:   Kemendag: Tingkatkan Daya Saing UMKM Melalui Laporan Perdagangan Berkelanjutan

Dengan demikian, Josua memperkirakan rupiah masih bisa menguat terbatas di wilayah Rp 14.075-Rp 14.225 per dolar AS. Sedangkan Faisyal menilai rupiah juga bisa menguat di rentang Rp 13.900-Rp 14.250 per dolar AS dengan hasil dari negosiasi dagang serta isu Brexit yang diperkirakan akan mulai menjadi fokus di pekan depan.