Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

BEI: Pertumbuhan Investor di Pasar Spot Naik Signifikan

×

BEI: Pertumbuhan Investor di Pasar Spot Naik Signifikan

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com | JAKARTA – Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat pertumbuhan investor pasar modal per 23 Oktober 2019 tumbuh 41,15% menjadi 2,28 juta jika dibandingkan data per Desember 2018.

Melansir data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) jumlah investor C-Best atau saham sudah mencapai 1,05 juta investor. Kemudian investor reksadana jumlahnya sudah 1,6 juta lebih banyak dibanding investor saham.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi menyatakan, data perolehan investor pasar modal naik signifikan karena gencarnya Bursa melakukan sosialisasi dan penyederhanaan pembuatan Single Investor Identification (SID).

“Keberhasilan Bursa menjaring investor ini karena jaringan distribusi pasar modal semakin luas. BEI punya 29 kantor representatif, kemudian 434 galeri investasi di seluruh Indonesia, dan komunitas investasi sebanyak 451 komunitas,” jelas Inarno beberapa waktu lalu saat memaparkan perkembangan kinerja BEI.

Baca Juga:   Bursa AS Cetak Beberapa Kali Rekor Baru

Selain itu, Inarno menjelaskan pencapaian ini mampu diraih karena adanya simplifikasi atau penyederhanaan pembuatan ID yang hanya membutuhkan waktu sehari saja sehingga jumlah investor bisa tumbuh signifikan di sepanjang 2019.

Di sepanjang 2019, BEI menargetkan mampu memperoleh pendanaan atau raising fund di atas Rp 200 triliun. Hingga Oktober 2019, perolehan angkanya sudah menyentuh hampir Rp 150 triliun.

Adapun pada awal tahun Bursa juga menargetkan mampu mencatatkan 76 efek baru baik itu dari saham, obligasi, EBA, ETF, DIRE, dan DINFRA. Khusus untuk IPO saham targetnya sebanyak 57 emiten.

Hingga 23 Oktober 2019, perusahaan yang berhasil mencatatkan sahamnya di Bursa sebanyak 42 perusahaan. Sisanya, sudah tercatat di pipeline IPO sebanyak 35 calon emiten. Namun, pada 31 Oktober 2019 kemarin, Nyoman kembali memperbarui pipeline IPO yakni ada 36 perusahaan yang bakal melantai di Bursa.

Baca Juga:   Dekranasda Sumut Selenggarakan Pelatihan Pembuatan Souvenir di Pantai Barat

Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna menyatakan 36 perusahaan itu menggunakan laporan keuangan Juni 2019 sehingga tidak ada yang di carry over ke 2020. Namun, sayang Nyoman belum bisa mengumumkan daftar pipeline IPO tersebut.

Kemudian untuk instrumen obligasi korporasi, hingga akhir September 2019 BEI kembali merilis pipeline obligasi yang berisi 13 instrumen utang dengan total nilai emisi Rp 22,89 triliun yang akan dirilis hingga akhir tahun ini.

Nah, hingga akhir Oktober 2019, Bursa mencatatkan total emisi Obligasi dan Sukuk yang sudah tercatat sebanyak 82 Emisi dari 44 Perusahaan Tercatat senilai Rp 94,18 triliun.

Adapun total emisi Obligasi dan Sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 416 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp 438,56 triliun dan US$ 47,5 juta yang diterbitkan oleh 117 Perusahaan Tercatat.

Baca Juga:   Rupiah Ditutup Merosot 0,09%

Selain itu, Surat Berharga Negara (SBN) yang sudah tercatat di BEI berjumlah 100 seri dengan nilai nominal Rp 2,673 triliun dan US$ 400 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp 8,78 triliun.

Pada 2020 nanti, BEI telah mematok target yang sudah disahkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2020 pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). BEI menargetkan total efek yang akan tercatat di 2020 sebanyak 76 efek dan nilai transaksi harian saham sebesar Rp 9,5 triliun.