Scroll untuk baca artikel
HeadlineNasional

BMKG : Nias Berpotensi Gempa termasuk 7 Daerah lainnya

×

BMKG : Nias Berpotensi Gempa termasuk 7 Daerah lainnya

Sebarkan artikel ini

Mediasumutku.com | Jakarta – Bulan Februari 2020, Setidaknya ada 8 Wilayah sesar aktif yang berpotensi terjadinya Gempa Bumi, Salah satu daerah berada di Sumatera Utara yakni di Kabupaten Nias, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat.

“Potensi Gempa pada bulan Januari hingga bulan Februari, kita melihat ada 8 kluster yang aktif yang berpotensi gempa,” ungkap Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam Konferensi Pers Tim Intelenjen Bencana bulan Januari 2020 di Ruang Serbaguna Dr Sutopo Purwo Nugroho, Graha BNPB, Jakarta, Jumat (31/1/2020).

Delapan wilayah sesar aktif itu, salah satunya yang berada Sumatera Utara di Kabupaten Nias, Bengkulu hingga Selat Sunda, Jawa Barat kemudian ada Bali, Lombok, Sumba, Laut Banda, kemudian Tolitoli di Gorontalo, Ambon di Seram, Laut Maluku dan Mamberamo di wilayah Timur Indonesia.

Baca Juga:   Mandailing Natal Diguncang Gempa Berkekuatan 3,7 Magnitudo

Di wilayah-wilayah tersebut, tegas Daryono aktivitas kegempaan pada bulan Februari perlu diwaspadai. Pasalnya, jika ada gempa besar di salah satu klaster maka akan terjadi gempa di klaster yang lain. “Aktivitas gempa di klaster tersebut perlu diwaspadai, karena aktivitas gempa akan berakhir menjadi gempa susulan di klaster lain ketika terjadi gempa besar. Zona potensi gempa yang paling kita waspadai adalah di 8 klaster itu untuk bulan depan,” jelasnya.

Lanjut Daryono, Potensi gempa di tahun 2020 ini, bisa belajar dari gempa yang melanda Indonesia sepanjang tahun 2019 lalu. “Bahwa di Indonesia sepanjang tahun lalu terjadi gempa yang merusak sebanyak 15 kali yang disebabkan oleh tumpukan lempeng hanya 4 kali yang terjadi di Banda, Laut Banten dan di Maluku,” jelas Daryono.

Baca Juga:   Pesta Partangiangan Bona Taon Panguan Pomparan Ni Tuan Sogar Manurung Sukses

Daryono menuturkan bahwa gempa yang merusak pada tahun 2019 tercatat ada 11 kali yang dipicu oleh sesar aktif. “Kita ber-euforia bahwa gempa selama ini karena megatrust, tapi jangan salah sesar aktif ini menjadi pemicu gempa di wilayah lainnya di 8 klaster yang sudah kita peta kan,” katanya.

Daryono meminta agar masyarakat bisa belajar mengenai potensi sesar-sesar ini. “Kami pun terus belajar dari tahun sebelumnya. Kami juga meningkatkan monitoring sistem kegempaan. Bahwa selama tahun 2019, kami juga memiliki capaian dalam membangun sebanyak 370 sistem monitoring gempa. Sehingga kita harapkan dapat membantu kita semua untuk mengidentifikasi potensi gempa yang akan terjadi,” ungkapnya.