Scroll untuk baca artikel
HeadlineHiburanNasional

Dari Bincang-Bincang Tipis-Tipis Dengan Yessy Gusman, Kekerasan Seksual Itu Tidak Hanya di Kalangan Artis

×

Dari Bincang-Bincang Tipis-Tipis Dengan Yessy Gusman, Kekerasan Seksual Itu Tidak Hanya di Kalangan Artis

Sebarkan artikel ini

JAKARTA – Siapa yang tak kenal dengan artis senior Yessy Gusman yang pernah mencapai puncak popularitas di tahun 70-80an. Namun, Yessy sempat stop kariernya di film ketika memutuskan melanjutkan studi di AS.

Nama lengkapnya Yasmine DR Yuliantina Yessy Gusman S.H., M.B. Kelahiran Jakarta 21 Juli 1962 Yessy mengawali debutnya di dunia film Indonesia lewat film Gita Cinta Dari SMA (1979) yang dibintanginya bersama Rano Karno.

Namanya semakin menjulang ketika digaet sutradara kawakan Teguh Karya untuk membintangi film “ Usia 18”. Sampai sekarang Yessy masih kerap tampil main film, terbaru dalam sinetron—meski tidak sebanyak dulu sewaktu masih remaja.

Deretan judul film yang pernah dibintanginya adalah Romi & Yuli (1974), Puspa Indah Taman Hati (1979), Buah Terlarang (1979), Neraca Kasih (1982), La Madrastra, La Viuda De Blanco, dan Tali Merah Perkawinan (1981).

Baca Juga:   IMM Asahan Apresiasi Penutupan Permainan Tembak Ikan

Di sela-sela kesibukannya mengajar, Yessy masih menyempatkan diri untuk menjadi narasumber dalam channel Youtube Tale Trias Info yang dipandu Erman Tale Daulay dengan Bincang-Bincang Tipis-Tipis mengupas masalah ‘Kekerasan Seksual di Kalangan Artis’, Sabtu (12/2/2022).

Mengawali perbincangan, Yessy Gusman menyampaikan bahwa kekerasan seksual itu ada kekerasan fisik dan kekerasan psikis, atau sekaligus kedua-duanya. Misalnya, diancam atau diberitahukan kepada orang luar ini adalah bentuk kekerasan secara psikis.

“Kekerasan fisik dan psikis ini sebenarnya tidak hanya terjadi dikalangan artis, di lingkungan terdekat kita juga ada, seperti keluarga. Itu sebabnya kita perlu saling mengawasi apabila sesuatu yang kurang baik terjadi di lingkungan kita,” katanya.

Lebih lanjut Yessy Gusman menyampaikan bahwa kekerasan seksual itu terjadi tidak hanya dikalangan artis, ada juga di sekolah, rumah, antara dosen dengan mahasiswa, dokter dengan pasien atau perawatnya. Agar hal-hal seperti ini tidak terjadi, perlu pengawasan atau proteksi dari semua orang terutama terhadap anak-anak.

Baca Juga:   Kasus Kekerasan Seksual di Ranah Privat Masih Mendominasi

“Berbicara tentang kekerasan seksual di dunia seni atau film, saya sendiri tidak pernah mengalaminya. Karena, selalu didampingi oleh orang tua atau kakak saya. Saya tidak tahu dengan teman-teman yang lain. Mungkin yang pernah mengalami bisa memberikan penjelasan,” tegasnya.

Anak-anak sejak dini perlu diedukasi, lanjut Yessy Gusman. Anak-anak harus diberitahu tentang bagian tubuh mana yang tidak bisa dipegang atsu disentuh oleh orang lain. Jadi anak-anak mengetahui bagian tubuh mana yang harus dihargai.

“Kita harus bersama-sama menjaganya secara komprehensif. Menjaga lingkungan, pendidikan anak, dan tentunya sanksi kepada yang berbuat,” tandasnya.

Aktivitasnya belakangan ini yang serius dalam mengawal pendidikan anak lewat lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Yessy menyampaikan bahwa kekerasan seksual terhadap anak masih saja terjadi. Mungkin, anak yang mengalaminya jadi pendiam. Nah, tugas kita adalah bagaimana cara kita menggali informasi dari si anak agar berani menyampaikan sesuatu hal yang dialaminya.

Baca Juga:   Hasyim : Pemko Medan Tidak Pernah Kutip Restribusi Ziarah Kuburan

“Jadi, tugas kita adalah tidak hanya jadi pemadam kebakaran yang setelah apinya padam kita anggap masalahnya selesai. Bukan itu, tapi kita harus cari sumber atau penyebab terjadinya kebakaran agar ke depan bisa kita antisipasi,” kata Yessy Gusman yang aktif juga di Taman Bacaan Anak.

Secara khusus, Yessy Gusman juga menyampaikan bahwa kehadiran orang tua dalam setiap aktivitas anak sangat dibutuhkan dalam proses tumbuh kembang anak.