JAKARTA-Bincang-Bincang Tipis-Tipis dengan host Erman Tale Daulay di channel Youtube Tale Trias Info, Erna Riyanti Wardhani selaku Kordinator Kelembagaan Alsintan mengungkapkan bahwa program Taksi Alsintan merupakan peluang bisnis paling menggiurkan di kalangan petani.
Taksi Alsintan ini merupakan bisnis pelayanan jasa alsintan yaitu bersifat profesional, terintegrasi, kemudian diutamakan berbasis teknologi digital artinya, taksi alsintan ini dikembangkan sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi kekurangan alat mesin pertanian yang ada di tingkat petani.
Jadi, taksi alsintan ini melayani jasa alsintan berupa jasa olah tanah, jasa panen dan jasa tanam juga mengelola perbengkelan untuk memperbaiki alat mesin pertanian yang mengalami kerusakan.
“Kalau taksi online itu kan sudah ada aplikasinya, sementara untuk taksi alsintan ini belum ada aplikasinya. Selama ini, yang dilakukan kelompok tani kepada pengelola taksi alsintan yaitu melalui WA atau telepon. Nanti, di WA itu tinggal menyebutkan bahwa petani butuh jasa olah tanah atau jasa panen dengan menyebutkan lokasinya, berapa luas lahan yang diolah dan tanggal berapa dilakukan pengolahan,” kata Erna Riyanti Wardhani.
Setelah ada permintaan seperti itu, lanjut Erna maka si pengelola alsintan akan menjawab bahwa untuk tanggal tersebut apakah yang dibutuhkan alsintan jasa olah tanah atau sekalian dengan jasa panen. Karena, biasanya petani lebih senang memesan paket. Setelah panen, tanah langsung diolah kembali untuk siap tanam.
Dengan luas lahan pertanian mencapai 7,4 juta hektar, dimana dengan luas lahan ini dibutuhkan 1.350.000 unit alsintan yang dibutuhkan, dan sampai saat ini pemerintah sudah menggelontorkan sekitar 475.970 unit alsintan dan masih ada kekurangan sekitar 800 ribu lebih. Kalau mengandalkan APBN, untuk pemenuhan alsintan tersebut sangat berat.
Di tengah kesulitan anggaran pemerintah dan pandemi Covid-19, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong program Taksi Alsintan sebagai solusi dalam pemulihan ekonomi nasional.
Taksi Alsintan ini adalah ide cemerlang dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) agar petani secara pribadi atau bersama-sama mudah memiliki alsintan tanpa mengandalkan bantuan pemerintah. Program ini diinisiasi Mentan SYL dari pengalamannya ketika menjabat Bupati Gowa yang mendorong agar Taksi bisa dimiliki secara pribadi, bukan hanya perusahaan-perusahaan besar.
Kementan saat ini mengupayakan agar petani, kelompok tani maupun Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA) bisa bertransformasi menjalankan usahanya menjadi sebuah bisnis yang lebih modern. Sehingga usaha tani lebih efisien dan keuntungan yang diterima pun menjadi berlipat.
Karena, kata Erna Riyanti Wardhani dengan pemanfaatan alsintan (program mekanisasi pertanian) ini, efisiensi kerja dengan menggunakan alsintan bisa mencapai 97 persen
kalau secara manual bisa mengolah lahan satu hektar 3 sampai 4 hari. Sementara dengan traktor untuk luas lahan 0,45 ha bisa dikerjakan selama 8 jam, berarti biaya kerjanya juga bisa turun sampai 40 persen.
Sementara untuk panen, menggunakan combine harvester dapat mengurangi loses kurang lebih 10 persen per hektar dan untuk efisiensi kerjanya bisa diturunkan sampai 98 persen.
Terkait dengan pengadaan Taksi Alsintan ini, kata Erna ke depan kita meminta perbankan agar persyaratan untuk KUR Alsintan ini dipermudah. Sebab aturan saat ini terbilang cukup berat terkait aturan down payment (DP) atau uang muka yang dikenakan bank sebesar 30 persen. Persoalan DP dan agunan ini sangat terkait dengan ‘trust’. Sebab bank berusaha mencegah jangan sampai terjadi kredit macet.
Yang pasti, tambah Erna program Taksi Alsintan ini memberikan keleluasaan bagi petani di Indonesia untuk mengakses KUR Alsintan dengan berbasis petani, kelompok tani dan gabungan kelompok tani.