MEDAN-Pengungsi asing merupakan ‘orang-orang yang minta suaka atau melarikan diri dari negara-negara mereka karena hidup, keamanan, dan kebebasan mereka terancam oleh kekerasan yang merata, agresi asing, sengketa dalam negeri, pelanggaran HAM yang besar-besaran atau keadaan-keadaan lain yang sangat meng-ganggu ketertiban umum.’
Seiring waktu berjalan, hal ini jadi permasalahan baru yang dihadapi negara kita, khususnya di Kota Medan. DPRD Medan mempertanyakan makin banyaknya jumlah imigran ini di Kota Medan.
Anggota DPRD Medan dari Fraksi PDI Perjuangan Robby Barus mengimbau kantor Imigrasi Kelas I Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Polonia agar fokus mengawasi keberadaan pengungsi dan tenaga kerja asing di Kota Medan.
“Hal ini penting diperhatikan agar tidak menjadi bola liar yang berdampak dikemudian hari. Maka harus ada pengawasan rutin. Kita bukan anti orang asing, tapi perlu ikuti aturan yang berlaku. Keberadaan orang asing merupakan tanggungjawab bersama,” kata Robby Barus yang juga Ketua Komisi I DPRD Kota Medan, Senin (4/7/2022) dalam kunjungan kerjanya ke Kantor Imigrasi Polonia Medan.
Rombongan DPRD Kota Medan diterima Plh Kepala Kantor Imigrasi TPI Polonia Sugeng Haryadi dan jajarannya.
Jika keberadaan orang asing khususnya di Kota Medan tidak benar-benar diawasi dan dideteksi, lanjut Robby Barus, maka bisa menjadi persoalan besar dikemudian hari.
Anggota Komisi I DPRD Kota Medan, Abdul Latif Lubis, menambahkan keberadaan pengungsi harus mendapat pengawasan ketat, karena sudah meresahkan dan sering menimbulkan konflik sosial.
Dari data Rumah Detensi Imigrasi Medan, Sumatera Utara, per 28 Januari 2021 menyebut bahwa jumlah imigran di Kota Medan sebanyak 1.780 orang, di antaranya 1.062 laki-laki dan 718 perempuan.
“Kita harapkan keberadaan pengungsi tetap menjadi perhatian serius. Jangan sampai menjadi masalah besar,” tutur Abdul.
Plh Kepala Kantor Imigrasi TPI Polonia, Sugeng Haryadi, mengatakan pihaknya tetap melakukan pengawasan terhadap pengungsi atau orang asing.
Ia berharap mendapat dukungan dan masukan dari semua pihak, termasuk anggota dewan.
“Saat ini beberapa pengungsi menikah dengan warga Kota Medan,” ungkapnya.