mediasumutku.com| MEDAN– Stimulus jumbo Amerika Serikat sudah disepakati. Implementasi dari kebijakan stimulus tersebut selama tahun 2020 itu justru membuat harga emas mengalami kenaikan.
Pandemi Covid 19 membuat US Dolar terpukul dan resesi memperburuk kinerja US Dolar terhadap banyak mata uang utama di dunia. Walaupun pelemahan US Dolar justru memberi keuntungan kepada harga emas. Dimana, harga emas justru mengalami kenaikan yang cukup signifikan hingga menyentuh level $2.075 per ons troy.
Analis Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin, mengatakan, stimulus di AS sebelumnya yang membuat pasar keuangan global dibanjiri oleh likuiditas US Dolar, dan membuat Emas naik harganya. Namun, kondisinya saat ini berbalik. Stimulus fiskal sebanyak 27.000 Trilyun Rupiah di AS berpeluang membuat harga emas turun dalam jangka panjang. Persoalannya bukan di stimulus tersebut.
“Tetapi masalahnya ada di inflasi. Inflasi yang terjadi di AS menunjukan ekonomi AS tengah mengalami ekspansi. Data ekonomi yang muncul belakangan ini juga cukup optimis dalam menopang kinerja ekonomi AS dalam jangka panjang. Data inflasi, ketenagakerjaan, pengangguran hingga data ekonomi lain membuktikan pemulihan mulai terlihat,” katanya, Jumat (12/3/2021).
Dikatakannya, data ekonomi yang cukup solid tersebut berpeluang menekan kinerja harga emas. Harga emas yang saat ini masih berkutat di kisaran $1.700 per ons troy berpeluang untuk mengalami penurunan dalam jangka panjang.
“Dan jika stimulus jumbo yang digelontorkan saat ini justru memicu inflasi, maka besar kemungkinan emas akan kian terpuruk nantinya,” katanya.
Tren permintaan US Dolar berpeluang meningkat nantinya. Seiring dengan pemulihan ekonomi AS itu sendiri. Dan jika dibarengi dengan pengendalian covid 19 serta membaiknya hubungan dagang dua negara besar seperti AS dan China. Maka emas akan semakin terpuruk. Jadi sebaiknya berhati-hati berinvestasi emas di tengah kondisi pemulihan ekonomi yang mulai terlihat saat ini.
“Saya melihat harga emas berpeluang untuk turun dalam rentang $1.200 hingga $1.500 per ons troy. Sejauh ini emas masih diperdagangkan dikisaran level $1.718, dengan prosfek turun yang sangat besar. Dan berpeluang bertahan rendah dalam jangka panjang. Saya melihat emas akan sulit naik setidaknya dalam kurun waktu 3 tahun yang akan datang, dengan meletakkan dasar asumsi kinerja ekonomi yang seperti saya sebutkan sebelumnya,” katanya. (MS11)