Scroll untuk baca artikel
EkonomiHeadlineNasionalPerkebunan & Pertanian

GAPKI Aceh dan Sumut Dukung Kebijakan Biodiesel Presiden Jokowi

×

GAPKI Aceh dan Sumut Dukung Kebijakan Biodiesel Presiden Jokowi

Sebarkan artikel ini

Medan, Mediasumutku.com- Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Cabang Aceh dan Cabang Sumut bergembira dan mendukung sepenuhnya kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal penerapan biodiesel, dari semula hanya B-20, lalu di awal tahun 2020 meningkat menjadi B30, dan di akhir tahun 2020 menjadi B50.

Bagi kedua cabang GAPKI di Pulau Sumatera tersebut, kebijakan Presiden Jokowi ini diharapkan bisa menjawab banyak tantangan yang menerpa industri perkebunan kelapa sawit dalam kurun waktu dua tahun terakhir.

Pernyataan dukungan ini disampaikan oleh Ketua GAPKI Aceh Sabri Barsyah dan sejumlah pengurus GAPKI Sumut seperti Sekretaris Timbas Prasad Ginting, Bendahara H Mino Lesmana, Penasehat H Kacuk Sumarto, dan pengurus lainnya yakni Andi Suwignyo dan Darma Sucipto, kepada para wartawan yang tergabung dalam Forum Wartawan Perkebunan (Forwabun) di Medan, Jumat (16/8/2019).

Baca Juga:   Kasat Reskrim Polres Dairi Meninggal Dunia di Kamar Mandi Rumah Dinasnya

“Pada hari Selasa (13/8/2019) lalu, Presiden Jokowi mengungkapkan kebijakan penerapan B30 akan diterapkan per Januari 2020, dan akhir tahun 2020 jadi B50. Buat kami, GAPKI Aceh dan GAPKI Sumut, ini berita sangat baik, dan sebenarnya bisa kita lihat

Baca Juga: Kebijakan Biodiesel Presiden Jokowi Harus Disertai Hukuman

indikasinya dari kenaikan harga CPO (crude palm oil atau minyak sawit mentah) dan harga TBS (Tandan Buah Segar),” kata Sabri Barsyah yang didaulat untuk tampil berbicara terlebih dahulu dalam konferensi pers tersebut.

Sabri mengungkapkan, untuk harga CPO saat ini mengalami kenaikan dari sekitar RM1800 sampai RM1900 menjadi RM2100. Sementara harga TBS di tingkat petani yang selama ini menyentuk Rp600 per kg menjadi Rp1000 ke Rp1.100 per kg.

Baca Juga:   Milad ke 63, UMSU Berkomitmen Kembangkan Wilayah Pedesaan

“Tadinya, kalau dalam matauang Ringgit Malaysia, per metrik ton CPO itu di bawah Rm1900, kini sudah menjadi RM2100-an. Ini jelas indikasi yang sangat positif,” tambah Sabri Barsyah.

Sabri mengakui, GAPKI Aceh dan GAPKI Sumut sempat cemas memikirkan perkembangan harga CPO dan TBS saat ini. Jika saja harga TBS menyentuh Rp 500 per kg, Sabri yakin pasti petani sawit memilih untuk tidak memanen sawitnya.

“Pasti sudah tidak akan mau memanen lagi sawitnya para petani sawit kita,” ujar Sabri.

Timbas Prasad Ginting menahmabhakan, GAPKI Aceh dan GAPKI Sumutbahkan sempat memprediksi jika harga TBS ini terus terjun bebas, kemungkinan besar program peremajaan sawit rakyat (PSR) yang didengungkan pemerintah bakal gagal.

Baca Juga:   Empat Bahasan Presiden Jokowi dan Presiden Biden: Dari Pandemi Hingga Presidensi G20

“Iyalah, mana mungkin petani sawit selera lagi (dalam melaksanakan PSR -red). Kan harga TBS terus turun, mana mau mereka (meremajakan sawitnya -red),” ujar Timbas.

Karena itu, mereka sangat mengapresiasi dan mendukung kebijakan Presiden Jokowi soal B20 yang bakal lompat ke B30 di awal 2020 dan lompat lagi menjadi B50 di akhir tahun 2020.(MS1/MS1)