mediasumutku.com – MEDAN : Koordinator Wilayah Sumut-NAD Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI), Gito M Pardede menilai, aksi teroris yang terjadi di Markas Polrestabes pukul 08.45 Wib, Kota Medan, Sumatera Utara, merupakan aksi teror yang serius.
Pasalnya, kata Gito, aksi terorisme bunuh diri tersebut patut diduga kuat sengaja menyasar aparat keamanan dimana langsung dilakukan pada markas kepolisian dengan menyamar sebagai pengemudi ojek online.
Empat orang yang menjadi korban luka luka sedang berada disekitar kantor tempat pengurusan SKCK pada saat terjadinya peledakan, kata Gito dalam keterangan resmi diterima Rabu (13/11).
Menurut Gito, usaha deradikalisme yang digaungkan pemerintah dan aparat keamanan di Sumut untuk memperkecil aksi terorisme masih jauh dari harapan. Namun insiden yang terjadi di Medan, agaknya memberi sinyal bahwa pelaku terorisme menantang aparat keamanan dengan langsung melakukan aksi di markas markas aparat keamanan, dan ini menunjukkan terorisme masih subur dan bebas bergerak di Sumatera Utara.
Atas insiden tersebut, lanjut Gito , GMKI mengecam keras siapapun yang mendalangi aksi yang terjadi. Terlepas apa pun yang mendasari tindakan tersebut,katanya.
Aksi bom bunuh diri tersebut menjadi tanggung jawab dari Kapolda Sumatera Utara, Densus 88, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Setiap kepolisian daerah di seluruh Indonesia harus serius menjaga keamanan setiap warga negara,tukasnya.
Ia juga meminta seluruh badan pengurus cabang dan anggota yang tersebar di seluruh tanah air untuk tidak memposting foto pelaku bom bunuh diri di media sosial.
Kita meminta Kapolda sumut, Densus 88 dan BNPT untuk mengusut tuntas terorisme.Untuk itu diperlukan seluruh upaya dan tindakan agar dapat mengantisipasi kejadian serupa dan membongkar jaringan terorisme di Indonesia terutama di Sumatera Utara, tegas Gito.