Mediasumutku.com | MEDAN – Peranan para Hafiz dan Hafizah sangat penting sebagai penjaga Al qur’an dari kepunahan. Untuk itu, saya ingin diagendakan setiap bulannya. Jadi minimal kita bisa mencetak sebanyak 100 orang untuk menjadi hafiz Al Qur’an di Sumut.
Demikian dikatakan Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi di acara Workshop Menghafal Al qur’an Metode Gaza. Kegiatan ini diselenggarakan Pengurus Daerah Ikatan Da’i Indonesia (IKADI) Sumut, di Aula Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41 Medan, Minggu (19/1/2020).
“Allah SWT sudah memastikan akan menjaga Al qur’an melalui para hafiz dan hafizah sebagai penjaganya. Bila ada yang mau mengubah satu atau dua ayat apalagi oknum-oknum tidak bertanggungjawab yang ingin membelokkan ajaran Al qur’an akan cepat diketahui,” ujar Gubsu didampingi Ketua TP PKK Sumut Nawal Edy Rahmayadi.
Untuk itu, Gubsu sangat mengapresiasi Workshop Menghafal Al qur’an tersebut dan ingin agar acara serupa dapat dilaksanakan secara rutin setiap bulan. Sehingga kita bisa mencetak lebih banyak lagi para penghafal Al qur’an di daerah Sumut ini.
“Saya ingin kegiatan rutin diadakan. Kalau bisa diagendakan setiap bulannya. Minimal kita bisa mencetak sebanyak 100 orang untuk menjadi hafiz dari ratusan peserta ini maka berkahlah Sumut ini,” ungkap Edy Rahmayadi.
Kegiatan Workshop ini diikuti oleh ratusan jemaah yang berasal dari beberapa Majelis Taklim yang ada di Kota Medan, para guru Sekolah Islam dan Taman Pendidikan Al qur’an. Tujuan workshop ini adalah untuk membantu para guru dalam memahami metode Mengajar Tahfizul Qur’an ala Gaza.
Hadir sebagai Pemateri pada acara ini Syeikh Dr Luay Sa’aduddin yang merupakan pengajar Darul Qur’an Wal Sunnah Gaza. Syeikh Luay menyampaikan beberapa hal tentang metode atau cara cepat menghafal Alqur’an.
Menurut Syeikh Dr Luay Sa’aduddin Metode dan cara membaca serta mengulang bacaan Al Qur’an, dimana guru mengawali membacakan Surah kepada murid, murid harus mencontohkan apa yang dibacakan oleh guru.
Metode cara mengajar ini sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Berdasarkan Al qur’an dan As-Sunnah metode ini digunakan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW ketika wahyu pertama dari Allah SWT turun yaitu Surah Al-Alaq,” ujar Syeikh Dr Luay Sa’aduddin.
Selain metode mengajar mendengarkan dan menirukan suara guru secara berulang ulang. Namun ditekankannya, pentingnya meluruskan niat dengan hanya mengharapkan ridho Allah SWT.
“Nasehat saya, dalam belajar Al Qur’an harus perbanyak kesabaran dan berupaya meninggalkan kemaksiatan sekecil apa pun itu. Yakinkan diri bahwa jalan yang akan kita tempuh itu panjang dan banyak ujian dan godaan. Maka di sinilah perlunya kesabaran dan wakafkan diri kita untuk menjadi penghafal Al qur’an,” tambah Syeikh Dr Luay Sa’aduddin.
Sementara itu, Ketua Pengurus Wilayah IKADI Sumut Ihsan Satria Azhar mengapresiasi dukungan Pemprovsu pada kegiatan tersebut.
“Kesediaan Gubsu ini merupakan kebanggaan bagi kami, patut untuk selalu didukung. Selaku umat muslim agar dapat terus mendoakan, agar keinginan Gubsu untuk mengelar kegiatan pengajian dapat digelar secara rutin dapat berjalan sesuai rencana,” harapnya. (ms8)