mediasumutku.com | MEDAN – Kabar gembira datang dari harga CPO dunia, yang tentunya akan menjadi kabar baik bagi para petani sawit di tanah air maupun di Sumut. Sebab, kini ini harga CPO mencatatkan kenaikan yang sangat tajam.
Harga CPO saat ini di level 2.562 ringgit per ton. Harga tersebut merupakan level tertinggi di tahun 2019.
Menurut pengamat ekonomi Sumut Gunawan Benjamin, pemicu kenaikan harga CPO tersebut terjadi saat Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyatakan bahwa New Delhi ‘menyerbu dan menduduki’ Kashmir. Pernyataan tersebut dilontarkan di majelis umum PBB belum lama ini.
India pun langsung bereaksi keras dengan memboikot produk CPO dari Malaysia. Hal ini berbuah manis terhadap kenaikan harga CPO itu sendiri.
“Aksi boikot ini menjadi pemicu meroketnya harga CPO belakangan ini. Kenaikan harga CPO tersebut tentunya akan dinikmati oleh para petani sawit di tanah air maupun di Sumut. Di sisi lainnya, kesepakatan perang dagang yang sepertinya akan terjadi dalam waktu dekat oleh AS (Amerika Serikat) dan China turut mendorong kenaikan harga CPO,” ujar Gunawan, Sabtu (9/11/2019).
Namun begitu, kata Gunawan, dia mengimbau kepada para petani untuk tidak bereforia terlalu berlebihan dengan kenaikan harga CPO tersebut. Pasalnya, bisa saja aksi boikot sawit itu tidak terjadi dalam waktu lama.
Artinya, jika kedua belah pihak antara India dan Malaysia melakukan perdamaian. Bukan tidak mungkin harga CPO akan kembali mengalami penurunan.
“Jadi, nantinya kita akan kembali lagi kepada sisi permintaan dan penawaran atau isu fundamental saat hubungan kedua negara membaik. Lagi-lagi isu ekonomi global terkini berpengaruh buruk bagi harga komoditas unggulan tanah air. Kita tetap bersyukur oleh kenaikan harga CPO ini, mudah-mudahan harganya tidak kembali turun. Namun, kita juga harus bersiap dengan segala kemungkinan yang ada nantinya,” tandasnya.[ms5]