JAKARTA – Pada Juli 2021, nilai impor Indonesia tercatat sebesar USD 15,11 miliar, turun 12,22 persen dibanding bulan sebelumnya (MoM). Pelemahan disebabkan turunnya impor migas sebesar 22,27 persen dan impor nonmigas sebesar 10,67 persen.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan struktur impor Juli 2021 masih didominasi bahan baku/penolong sebesar 75,55 persen meskipun nilainya turun 12,37 persen dibanding bulan sebelumnya (MoM). Impor bahan baku/penolong yang turun signifikan, antara lain logam mulia, perhiasan/permata (HS 71) turun 56,98 persen (MoM); bahan bakar mineral (HS 27) 36,38 persen; besi dan baja (HS 72) 19,39 persen; plastik dan barang dari plastik (HS 39) 12,50 persen; serta bahan kimia organik (HS 39) 9,19 persen.
BACA JUGA : Ekspor Juli 2021 Melemah Dipengaruhi PPKM Darurat
Sementara pangsa impor barang modal turun menjadi 13,71 persen dan nilainya turun 18,58 persen dibanding bulan sebelumnya (MoM). Impor barang modal yang turun signifikan antara lain kereta api, trem dan bagiannya (HS 86) sebesar 85,73 persen (MoM); mesin dan peralatan mekanis (HS 84) 18,39 persen; serta mesin dan perlengkapan elektrik (HS 85) 4,48 persen.
Sedangkan pangsa impor barang konsumsi selama periode Juli 2021 naik menjadi 10,74 persen namun nilainya turun sebesar 1,22 persen dibanding bulan sebelumnya (MoM).
“Barang konsumsi yang impornya turun signifikan antara lain gula dan kembang gula (HS 17) 25,06 persen (MoM) serta serealia (HS 10) 16,90 persen (MoM).
“Ditinjau dari negara asal, Tiongkok masih menjadi negara asal impor terbesar bagi Indonesia dengan nilai mencapai USD 4,41 miliar atau dengan proporsi 29,21 persen dari total impor pada Juli 2021. Nilai impor tersebut turun 7,73 persen dari bulan sebelumnya,”ujarnya.
Sementara itu, impor dari Singapura berada di posisi terbesar kedua dengan nilai USD 1,19 miliar (7,86 persen). Nilai tersebut turun 16,36 persen dibanding bulan sebelumnya. Selain kedua negara tersebut, impor dari Jepang juga turun sebesar 11,70 persen dari bulan sebelumnya.
Secara kumulatif, total impor Indonesia selama periode Januari—Juli 2021 tercatat USD 106,15 miliar, naik 30,46 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya (YoY). Pertumbuhan impor tersebut bersumber dari peningkatan impor migas sebesar 56,74 persen dan impor nonmigas 27,40 persen (YoY).
“Beberapa produk yang memicu peningkatan impor nonmigas selama Januari—Juli 2021, antara lain produk farmasi (HS 30) naik 173,41 persen; bahan bakar mineral (HS 27) 81,18 persen; logam mulia, perhiasan/permata (HS 71) 77,39 persen; besi dan baja (HS 72) 60,13 persen; dan ampas/sisa industri makanan (HS 23) naik 50,23 persen,” katanya. (MS11)