mediasumutku.com | MEDAN – Acara ala kaum Sarungan dengan penuh riang gembira diacara deklarasi Forum Kyai Tahlil (FKT) Wilayah Sumatera Utara diwarnai dengan sejumlah makanan khas Santri (termasuk jagung rebus dan singkong rebus) berderet tersaji di depan Pembentukan Forum Kyai Tahlil (FKT) Wilayah Sumatera Utara.
Ketua FKT Sumatera Utara KH. Akhmad Khambali, Sabtu (5/8/2023) mengatakan bahwa Forum Kyai Tahlil di bentuk untuk melestarikan budaya dan Tradisi Nahdlatul Ulama. Hakekatnya Tahlil adalah Tradisi Bangsa Indonesia, apalagi Khususnya di Tanah Deli ini perlu kita Istiqomahkan Tradisi Baca Tahlil ini.
MEMBUMIKAN TAHLIL DI TANAH DELI, MELESTARIKAN TRADISI
Sedang tujuan Pembentukan Forum Kyai Tahlil Propinsi Sumatera Utara, lanjutnya adalah disamping menjaga eksistensi budaya amaliah nahdliyin yang sudah menyatu di tubuh nahdliyin, juga menjadi washilah para Kiai dan Ulama untuk menjaga NKRI.
“Dengan washilah Kiai Tahlil, kami siap menjalankan amanah Kiai Maimun Zubair, Gus Mustofa Bisyri, Habib Lutfi Bin Yahya dan Gus Hayat untuk memakmurkan masjid dengan tahlil, membentengi dari pengaruh radikalisme dan menjaga NKRI,” kata Kyai Khambali yang juga Pengasuh Majlis Sholawat Ahlul Kirom.
Senada dengan Kyai Khambali, kordinator pusat FKT, Hayatul Makky (Gus Hayat), mengatakan terbentuknya FKT salah satunya adalah untuk menyatukan kembali warga Nahdliyin agar tetap menjaga NKRI yang bersatu, berdaulat, berazazkan Pancasila.
“Tujuan utamanya FKT itu, untuk menjaga agar warga nahdliyin menjaga satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa. Yaitu Indonesia,” katanya.
Sedangkan tahlil, lanjut, Gus Hayat adalah tradisi warga Nahdliyin yang sudah turun temurun dilakukan sebagai media pernyataaan sikap untuk berkesaksian bahwa Tuhan itu satu.
Usai dilakukan Pembentukan Forum Kiai Tahlil Wilayah Sumatera Utara, acara dilanjutkan dengan Diskusi dan Ramah Guna Mentradisikan Tahlil.