MEDAN – Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Sumatera Utara (Sumut) Nawal Lubis mengunjungi warga lanjut usia (Lansia) dan mantan penderita kusta. Nawal Lubis ingin berbagi semangat Ramadan dan Idulfitri 1443 H.
Pertama Nawal Lubis beserta rombongan mengunjungi mantan penderita kusta di Yayasan Gema Kasih di Desa Jaharun B, Dusun III, Kecamatan Galang, Kabupaten Deliserdang. Kemudian Nawal dan rombongan menyambangi Panti Jompo Wredha PTPN III di Kebun Sei Putih, Pondok 10, Kabupaten Deliserdang.
“Saya harap ibu-ibu saya, bapak-bapak saya, yang ada di panti jompo atau di mana pun tetap jaga semangatnya, kesehatan. Jadi, bisa merayakan Idulfitri dengan baik bersama keluarga atau teman-teman yang ada di sini,” kata Nawal saat berkunjung ke Panti Jompo PTPN III, Senin (25/4).
Di Panti Jompo Wredha terdapat sekitar 13 Lansia, yang usianya rata-rata 65 tahun lebih. Sedangkan di Panti Rehabilitasi Kusta Gema Kasih, ada sekitar 15 orang penderita kusta yang sudah sembuh dan sudah bisa membuat kursi, lemari bahkan bertani. Kepada para penghuni panti tersebut Nawal Lubis memberikan bantuan sembako dan pakaian.
Nawal berharap bisa rutin mengunjungi lansia dan mantan penderita kusta di Gema Kasih dan Wredha. “Saya harap nanti pertemuan berikutnya lebih banyak yang bisa kami berikan kepada Lansia yang ada di sini, membantu memenuhi kebutuhan yang ada di sini,” kata Nawal Lubis, saat diwawancara di dampingi Plt Kepala Dinas Sosial Pemprov Sumut Manna Wasalwa Lubis.
Sementara itu, salah satu pengurus Panti Jompo Wredha Syahrul Hutagalung berterima kasih kepada Nawal Lubis dan rombongan yang masih ingat untuk datang kembali ke tempat mereka. Akhir tahun 2020 Nawal Lubis juga bersilaturahmi ke Panti Jompo Wredha.
“Saya pribadi sangat terharu karena sudah dua kali Ibu Nawal datang ke sini. Saya, kami di sini tidak menyangka dia mau kembali melihat kami lagi,” ungkap Syahrul, yang sudah berusia 65 tahun.
Sementara itu, salah satu suster di Gema Kasih Veronika Sihotang mengatakan mantan penderita kusta masih sulit diterima masyarakat walau sudah dinyatakan pulih. Karena itu, mereka tetap tinggal di panti rehabilitasi.
“Tempat ini di bangun jauh dari pemukiman, menggambarkan keterasingan dari masyarakat luas. Tetapi, kita walau sudah dinyatakan sembuh tidak sedikit masyarakat kita masih sulit menerima mereka. Karena itu, sebagian besar mantan penderita kusta tetap di sini, ditambah mereka juga sudah Lansia,” katanya.