SERGAI-Program daging lembu subsidi yang digagas oleh Bupati Serdang Bedagai (Sergai) H. Darma Wijaya dan Wakil Bupati (Wabup) H. Adlin Umar Yusir Tambunan, ST, MSP, merupakan bentuk dorongan keduanya kepada para pejabat di lingkungan Pemkab Sergai untuk memiliki jiwa entrepreneurship dan di saat yang sama ikut pula membantu meringankan beban masyarakat di bulan suci Ramadan jelang Idulfitri tahun ini.
Statement tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kadis Kominfo) Sergai Drs. H. Akmal, AP, M.Si, saat diminta mengklarifikasi misinformasi yang beredar dalam pemberitaan salah satu media online di Medan, Senin (25/4/2022).
“Program daging lembu subsidi ini adalah inovasi yang harusnya patut diapresiasi. Sebagai pimpinan, Pak Bupati dan Pak Wabup berinisiatif mendorong para pejabat eselon II, Camat dan Kabag untuk berbisnis dan menumbuhkan semangat berwirausaha. Tapi bukan sekadar itu saja, lewat program ini juga tersisip misi mulia untuk meringankan beban masyarakat kita yang belakangan harus menghadapi kenaikan harga di beberapa komoditas tertentu, salah satunya daging sapi,” tutur Akmal.
Ia mengklaim tidak ada paksaan sama sekali dalam proses berjalannya program ini. Akmal merunut, program ini mulai berjalan dengan ketentuan tiap pejabat eselon II, Camat dan Kabag membeli ternak sapi anakan. Kemudian para pejabat tersebut diberi tanggung jawab untuk merawat ternak-ternak tersebut hingga cukup umur untuk kemudian dipotong menjelang Idul Fitri.
“Program ini juga, sebut Akmal, berbarengan dengan implementasi inovasi “penggemukan sapi” yang baru saja diuji coba. Ia menjelaskan, sapi yang diinvestasikan oleh para pejabat di Pemkab Sergai dibiakkan dengan metode penggemukan sapi yang pada prosesnya dapat meningkatkan berat sapi dengan signifikan. Hal ini, katanya, dibuktikan dengan bertambahanya berat tiap sapi yang per hari bisa mencapai 1 kg.
Dalam rentang waktu 5 bulan, mulai Desember tahun lalu sampai Mei tahun 2022, tiap sapi yang dikembangbiakkan dengan inovasi metode tersebut mampu bertambah beratnya sampai 150 kg.
“Daging sapi yang dipotong kemudian dijual dengan harga miring. Misalnya kalau di pasar biasa harga daging sapi perkilonya mencapai 150 ribu rupiah, bahkan ada yang 170 ribu rupiah atau lebih, nah, lewat program ini kemudian diberikan subsidi sehingga harganya bisa ditekan jadi 120 ribu saja per kilonya. Tentu ini akan meningkatkan akses masyarakat kita untuk bisa mengkonsumsi daging sapi saat Ramadan dan Idulfitri,” terangnya lagi.
Akmal kemudian menyebut, uang hasil penjualan daging potong tersebut kemudian akan dikembalikan ke masing-masing pejabat yang sudah berinvestasi.
“Tentu saja, program ini tidak berorientasi pada provit. Tujuannya bukan cari untung. Akan tetapi yang paling utama adalah membantu masyarakat. Dan yang tak kalah penting, lewat program ini juga para pejabat di Pemkab Sergai bisa belajar bagaimana menjadi seorang wirausaha. Bukankah ASN juga didorong untuk memiliki jiwa entrepreneurship?” katanya.
Lebih lanjut dijelaskan Kadis Kominfo, dengan adanya program ini pun akan turut berdampak pada pengendalian harga bahan pangan terutama daging sapi di pasaran.
“Sudah menjadi tantangan tiap tahun di kala hari besar agama, terutama Idul Fitri, harga bahan pokok akan cenderung naik. Lewat program subsidi daging sapi ini, kecenderungan tersebut bisa diminimalisir. Ini akan menjadi salah satu upaya Pemkab untuk mengendalikan inflasi di Sergai,” katanya.
Akmal menyimpulkan, sama sekali tidak ada pihak yang dirugikan dengan berjalannya program ini.
“Ini sifatnya investasi, bisnis dan upaya menciptakan ketahanan pangan. Bahkan masyarakat akan sangat terbantu dengan adanya pemberian subsidi pada daging sapi menjelang Idul Fitri,” tandasnya.