mediasumutku.com|MEDAN- Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi mengatakan, kinerja ekspor sektor furnitur tumbuh pesat di masa pandemi Covid-19. Hal ini karena bekerja dari rumah menjadi pilihan dan membutuhkan peralatan kerja yang baik. Kemendag akan membantu agar ekspor lebih besar lagi sehingga bisa ikut menggerakkan perekonomian nasional.
“Produk-produk Integra adalah furnitur-mebel untuk bedding, ruang keluarga, bar, pintu, dan bahan konstruksi bangunan. Sekitar 90 persen ekspor Integra ditujukan ke pasar AS, sisanya ke Inggris dan sejumlah negara lain. Nilai ekspor Integra per tahun senilai USD 300–400 juta dengan total sekitar 10.000 kontainer per tahun,”ujarnya, Kamis (22/4/2021)
Mendag Lutfi menilai, besarnya pasar AS turut mendukung capaian kinerja ekspor produk furnitur Indonesia ke Negeri Paman Sam tersebut. Selain itu, konsumen AS juga cenderung suka meredekorasi rumah saat bekerja dari rumah selama pandemi.
Perang dagang antara AS dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) turut membuka
peluang memperluas pasar produk furnitur Indonesia di AS. Pajak yang dibebankan Pemerintah AS kepada barang-barang asal RRT membuat konsumen AS harus mencari alternatif barang-barang dari negara selain RRT dengan harga yang lebih bersaing, dan salah satu alternatifnya adalah produk-produk Indonesia.
“Pasar AS sekarang adalah pasar yang sangat menjanjikan,” ungkap Mendag Lutfi.
Mendag Lutfi pun mengajak, integra dan para eksportir/produsen furnitur untuk terus bekerja sama meningkatkan kinerja ekspor produk-produk furnitur ke pasar-pasar potensial.
Kemendag pun akan terus bersinergi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk menyelesaikan berbagai hambatan yang masih dihadapi perusahaan/eksportir furnitur untuk menjaga pasar mereka.
Data US Census Bureau tahun 2020 menunjukkan ekspor furnitur Indonesia ke AS sebesar USD 1,38 miliar atau naik 32,6 persen dibandingkan 2019. Dari nilai tersebut, sebesar USD 378 juta atau 27 persennya telah menggunakan skema Generalized System of Preferences (GSP) AS. Nilai ekspor furnitur yang menggunakan fasilitas GSP AS tersebut meningkat 154 persen dibandingkan 2019.(MS11)