Mediasumutku.com | Medan : Belakangan ini banyak tanggapan miring dari sejumlah masyarakat sampai pada para tokoh, terkait pemberitaan yang judul beritanya sangat kontraversi “Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi, Agama jadi Musuh Pancasila” ditengah-tengah masyarakat umum. Bahkan bisa menimbulkan kekeliruan dan kesesatan berpikir jika tidak membaca isi beritanya secara menyeluruh.
Menurut Koordinator Nasional Forum Silaturrahmi Mahasiswa Indonesia Muhammad Mas’ud Silalahi,SSos, Sabtu (15/2/2020) justru mendukung isi dari pernyataan Kepala Badan Pembinaan Idiologi Pancasila (BPIP) Prof. Yudian Wahyudi tersebut.
Menurut Mas’ud isi yang disampaikan Prof. Yudian Wahyudi sangat mencerdaskan dan membuka tabir pemikiran untuk mengokohkan NKRI dan ideologi Pancasila sebagai ideologi Negara sehingga oknum-oknum yang ingin merongrong Pancasila menggunakan simbol agama-agama atau yang berlindung dibalik jubah kebesaran agama dapat sadar bahwa sikap yang mereka lakukan adalah sangat tidak baik untuk keutuhan NKRI.
“Bahwa memperalat agama untuk urusan politik, dan memaksakan ideologi agama tertentu untuk Bangsa ini adalah sikap yang keliru, itulah memang tugas BPIP untuk menjaga ideologi Pancasila agar tetap menjadi ideologi bersama dalam urusan berbangsa dan bernegara,” kata Mas’ud Silalahi.
Justru, lanjut Mas’ud Silalahi saya dan teman-teman di FSM Indonesia memiliki semangat yang kuat membawa ideologi Pancasila menjadi ideologi dunia, bagi kami Pancasila adalah sebuah mahakarya yang luar biasa.
“Sebagaimana Islam pada zaman Rasulullah Muhammad SAW melahirkan kesepakatan bersama di Madinah al-Munawwaroh yang kita kenal dengan sebutan ‘Piagam Madinah’ dan melindungi semua agama-agama sesuai dengan keyakinannya masing-masing tanpa harus ada pemaksaan yang justru malah akan melahirkan petaka,” tandas mahasiswa pasca sarjana UIN SU ini.
Untuk itu pula, tambahnya kita mesti memiliki kearifan dan kebijaksanaan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga apa yang kita cita-citakan bersama dapat terwujud.
“Satu hal yang perlu kita pedomani adalah, ketika mendapatkan sebuah informasi atau membaca sebuah berita jangan langsung menanggapi atau membagikannya ke semua orang. Saring dan sikapi apa yang terkandung dalam pemberitaan tersebut sehingga tidak bias artinya,” tandasnya.