Mediasumutkucom | MEDAN – Tidak benar, adanya pemutusan hubungan kerja atau PHK di kalangan Dokter dan tenaga medis di Rumah Sakit atau RS GL Tobing Tamora yang menanggani Wabah Covid-19.
Yang benar, petugas medis ini di rotasi bergiliran dan terjadwal untuk masing – masing para medis bertugas selama sebulan, usai Tim medis Pertama melaksanakan tugas. Tugas tim medis pertama ini dilanjutkan tim medis kedua akan bertugas sebulan, setelah sebulan maka akan kembali ke tim medis pertama lagi.
Hal ini di ungkapkan Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Mayor Kes dr. Whiko Irwan D, SpB, saat meluruskan berita dan menyampaikan klarifikasi terkait berita PHK tenaga medis tersebut, di Kantor Gubernur Sumut, Minggu (3/5/2020).
“Kemarin kita mendapat berita yang kurang benar, bahwa tenaga kesehatan di PHK dan sebagainya. Perlu diluruskan di sini, bahwa petugas kesehatan yang mengawaki Rumah Sakit (RS) GL Tobing sebagai rujukan Covid-19, dibentuk dalam tim satgas kesehatan yang telah ditunjuk Pemprovsu,” ujar Whiko.
Dari penunjukan para dokter atau tenaga kesehatan itu, lanjutnya, ada jadwal dan batas waktu yang diberikan selama masa penanganan di RS. Mengingat risiko penularan di kalangan tenaga tersebut masuk kategori tinggi, maka mereka harus istirahat melaksanakan isolasi maupun karantina, sebelum melaksanakan perawatan pasien.
“Bahwa jadwal bertugas mereka terdiri dari dua pekan, untuk bekerja (operasional) di RS rujukan. Selanjutnya melaksanakan karantina (mandiri) dua pekan. Sepekan di antaranya mengarantinakan diri di penginapan (hotel),” jelasnya.
Selama tim satu Medis, melaksanakan Karantina maka operasional RS GL Tobing dilakukan oleh tim kedua, dan seterusnya. Setelah sebulan, pergantian akan kembali kepada petugas yang lama usai menjalani karantina. Juga bisa dimungkinkan ada pergantian petugas kesehatan yang baru.
“Saat ini mereka sebagian kecil digantikan oleh petugas yang baru, yang mana dikarenakan kebutuhan dari RS asalnya, atau bersifat roling (bergantian) dari RS tempat mereka bekerja,” jelas Whiko.
Saat ini, lanjutnya, petugas di RS GL Tobing telah bekerja seperti biasa dan tetap tinggal di penginapan yang sebelumnya (Hotel di Kualanamu) dengan fasilitas satu kamar untuk dua orang petugas kesehatan.
“Informasi mengenai masalah penggajian juga tidak benar. Karena petugas kesehatan yang tergabung dalam tim kesehatan RS rujukan Covid-19 di RS GL Tobing memiliki SK Gubernur dan mendapatkan insentif tenaga medis,” tegasnya.
Untuk operasional RS GL Tobing sendiri, kata Whiko, tetap menerima pasien Covid-19 yang datang dari luar Kota Medan atau yang dirujuk dari RS lain. Meskipun diakuinya ada 17 pasien sempat dipindahkan ke RS Martha Friska karena proses peralihan petugas dan 3 pasien telah dipulangkan karena dinyatakan sembuh.
“Tidak ada pekerjaan yang berlangsung dengan sempurna, tanpa adanya keseimbangan dukungan dari semua pihak,” imbau dr. Whiko.
Selain itu, Whiko juga menyampaikan perkembangan terbaru penyebaran Covid-19 di Sumut, dimana hingga kini belum ada tanda penurunan. Bahkan masih ada tanda peningkatan. Hal ini, belum menandakan wabah virus ini mereda namun virus Covid-19 ini masih memiliki potensi menjangkiti siapa saja.
“Untuk itu kami terus mengajak saudara untuk tetap melakukan upaya pencegahan, menjaga diri dan keluarga, selalu menggunakan masker saat keluar rumah, selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, lalu menjaga jarak antar sesama sekitar 2 meter dan menjauhi keramaian/kerumunan,” sebutnya.