Mediasumutku.com | Bandung – Untuk mewujudkan kemandirian energi yang berkelanjutan dan berkeadilan. Maka pihak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah bekerjasama dan menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan pihak Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), PT Pupuk Indonesia, PT. Pertamina, dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
“Kalau tidak saya trigger, kadang (MoU) tidak ada realisasinya. Hanya sebatas yang tandatangan. Mulai sekarang akan saya pantau agar bisa jalan. Saya tidak berharap lama-lama, apalagi saya sudah lama berkecimpung di dunia proyek”.
Demikian hal yang di sampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat menyampaikan Kebijakan dan Program Strategis Sektor ESDM di Stadium General di Institut Teknik Bandung (ITB) pada Rabu (4/4/2020).
Menurut Arifin Tasrif, pihaknya akan mengawal kebijakan sektor energi dan mineral untuk difokuskan agar bisa sesuai agenda pembangunan nasional. Ia mengharapkan pembangunan energi akan mewujudkan kemandirian energi yang berkelanjutan dan berkeadilan.
“Ada beberapa agenda pembangunan yang kita lakukan mengacu pada visi misi Presiden Joko Widodo dan lima agenda pembangunan terkait sektor ESDM,” kata Arifin.
Mulai dari agenda pertamanya, sebut Arifin, terkait tentang memperkuat ketahanan ekonomi, melalui peningkatan porsi EBT dalam bauran energi sebesar 19,5%, kapasitas pembangkit EBT 3,7 GW, pemanfaatan biofuel 17,4 juta kilo liter (KL), pembangunan smelter 52 unit, alokasi pemanfaatan gas domestik naik jadi 68%, produksi batubara 628 juta ton dan DMO batubara 187 juta ton, lifting migas 2.057 ribu BOEPD, terdiri dari minyak 743 ribu BOEPD dan gas 1.314 BOEPD.
Agenda selanjutnya mengurangi kesenjangan, melalui program BBM Satu Harga di 500 titik dan penambahan PLTS Roofto sebesar 73 MW. Untuk agenda peningkatan Kualitas dan Daya Saing SDM, melalui pelatihan sektor industri 25.026 orang, pelatihan aparatur KESDM 7.302, pelatihan vokasi masyarakat 1.522 orang hingga sertifikasi kompetensi tenaga teknis 47.435 orang.
Untuk agenda memperkuat Infrastruktur, Arifin menyebutkan adanya penambahan kapasitas pembangkit hingga 5,7 GW, rasio elektrifikasi 100%, konsumsi listrik per kapita 1.408 kWh/kapita, Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum 1.558 unit, Jaringan Gas Kota 800 ribu Sambungan Rumah Tangga, Panjang Pipa Transimisi dan Distribusi 17,3 ribu Kilo Meter, 6 daerah pengembangan dan pembangunan kilang dan 500 unit sumur ekplorasi air tanah.
Yang terakhir terkait membangun lingkungan hidup, ketahanan bencana dan perubahan Iklim, melalui penurunan emisi GRK Sektor Energi hingga 142 juta ton CO2, luas lahan reklamasi tambang 7,1 ribu hektar, 12 petaa geologi bersistem dan bertema, 17 lokasi penanganan sistem mitigasi bencana geologi dan pengembangan 14 unit pos pengamatan gunung api.
Arifin menjelaskan semua program strategis tersebut dijalankan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020 2024. Ia mengharapkan kebijakan dan program strategis bisa mendukung pertumbuhan ekonomi dan perkembangan industri.
“Kalau di maksimalkan terutama energi lokal yang di desa-desa, bisa menghasilkan energi sendiri, kemandirian energi akan segera terwujud,” ungkapnya.