HUMBAHAS – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Sumatera Utara (Sumut) Nawal Lubis mengunjungi anak-anak difabel atau penyandang disabilitas yang mengikuti program pelatihan membatik di Sekolah Luar Biasa Negeri Dolok Sanggul, Humbang Hasundutan (Humbahas), Kamis (23/9).
Di sekolah itu, Nawal melihat langsung anak-anak difabel sedang membatik. Tampak ada yang sedang membuat pola atau desain batik. Ada yang juga sedang menulis atau melukis pola yang sudah dibuat dengan canting yang berisikan malam yang dicairkan.
Nawal pun kagum melihat kemampuan anak-anak difabel tersebut dalam membatik. Bahkan, ia mengaku tidak bisa membatik seperti anak-anak tersebut. “Wah bagus bagus ini ya, hebat anak-anak ini, saya saja tidak bisa,” ungkap Nawal, sembari menyapa anak-anak itu.
Menurut Nawal, pemberdayaan anak-anak difabel perlu didukung dan sangat patut dibuat di setiap daerah. Dengan begitu, diharapkan anak-anak penyandang disabilitas akan mandiri secara ekonomi.
“Ini sangat bagus, seharusnya ini ada di mana-mana, kita lihat mereka hebat-hebat, ini hasilnya bagus-bagus saya lihat, kita akan bantu apa yang bisa kita bantu atau dukung, ” kata Nawal, didampingi Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Sumut Nurlela dan Ketua TP PKK Humbahas Lidya Kristina.
Sebelum meninggalkan lokasi, Nawal berpesan kepada anak-anak tersebut, agar terus berkarya. “Terus berkarya ya, mandiri, kalian semua hebat-hebat,” ujar Nawal dengan penuh semangat.
Endang Wilujeng, salah satu instruktur yang mengajari anak-anak tersebut membatik, didatangkan langsung dari Sleman Yogyakarta. Tampak anak-anak yang diajarinya mampu mengerjakan pekerjaan membatik dengan baik.
Selama ini, Endang telah banyak mengajari membatik di berbagai daerah, termasuk anak-anak difabel. Menurutnya karya anak-anak difabel sama bagusnya dengan batik yang dibuat orang biasa. Bahkan, batik yang dibuat anak-anak tersebut memiliki ciri khas tersendiri.
Menurut Endang, tidak ada tantangan khusus saat mengajari anak-anak tersebut. Juga tidak sulit mengajari mereka. Hal itu bisa dibuktikan dengan karya yang mereka hasilkan.
“Tidak ada tantangan apa-apa, kita hanya perlu lebih ekstra atau benar-benar memberi perhatian khusus kepada mereka saat mengajari atau memberi materi,” ungkap Endang.
Program bimbingan pelatihan membatik tersebut diadakan oleh Dinas Sosial Kabupaten Humbahas. Tujuannya agar ke depan anak-anak difabel dapat mandiri secara ekonomi. “Nantinya, mereka bisa membuat produk yang bisa dijual menjadi nilai ekonomis, bisa juga nanti dipakai khusus di Humbahas,” kata Kabid Pelayanan dan Rehabilitasi Dinas Sosial Humbahas Serinaya Tinambunan.*