Medan, Mediasumutku.com– Keberlanjutan pengelolaan kelapa sawit di perkebunan milik rakyat menjadi perhatian dari sejumlah penelitisi senior Jepang yang tergabung dalam Institute of Development Economics Japan External Trade Organization (IDE-JETRO).
Lembaga ini tercatat ada di bawah Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang atau Ministry of Economy, Trade, and Industry (METI).
Keseriusan ini ditunjukan IDE-JETRO dalam kunjungan resmi ke Pusat Penelitian kelapa Sawit (PPKS) pada hari Jumat (2/8/2019) lalu.
Dalam situs resmi PPKS yang diakses Mediasumutku.com, Jumat (23/8/2019), disebutkan para peneliti yang tergabung dalam IDE-JETRO sering melakukan penelitian masalah ekonomi, politik, dan sosial di negara-negara berkembang.
Penelitian tersebut didukung oleh Pemerintah Jepang dengan tujuan untuk memudahkan proses ekspansi perdagangan dan investasi yang harmonis antara Jepang dengan negara tujuan.
Selain itu, IDE-JETRO juga mengupayakan hasil penelitian yang bisa memudahkan pemerintah Jepang bisa menciptakan penyediaan kerja sama ekonomi internasional dengan negara-negara berkembang.
Salah satu negara yang berpotensi besar untuk kerjasama internasional dengan Jepang adalah Indonesia.
Baca juga: Kata BPK, Ada Segudang Masalah dalam Pengelolaan Sawit RI
Predikat penghasil CPO (Crude Palm Oil) terbesar di dunia menjadikan Indonesia sebagai pusat industri kelapa sawit yang menarik perhatian banyak negara, termasuk Jepang.
Dr Yuri Sato, peneliti sekaligus Executive Vice President IDE-JETRO, dalam pertemuan di PPKS tersebut menyatakan sangat antusias dengan kunjungannya PPKS.
Kata dia, ketertarikan kepada Indonesia dan industri kelapa sawit sudah cukup lama. Ia mengungkapkan, ada beberapa hal yang menjadi target di bidang kepakarannya antara lain studi area, ekonomi, industri dan bisnis di Indonesia.
Yuri Sato juga menyatakan, IDE-JETRO juga tertarik dengan peran PPKS dalam mengembangkan praktek pengelolaan sawit yang keberlanjutan di perkebunan milik rakyat.
Menanggapi hal itu, dua penelitisi senior PPKS, yakni Dr Suroso Rahutomo dan Ratnawaty Nurkhoiry, menyampaikan bahwa sekitar 50 persen perkebunan kelapa sawit Indonesia adalah milik petani rakyat.
Kata Suroso, tantangan utama yang sering dihadapi oleh petani adalah sulitnya memperoleh benih atau kecambah kelapa sawit yang berkualitas tinggi.
Untuk mengatasi hal tersebut, kata Suroso, PPKS memiliki Program Sawit untuk Rakyat (PROWITRA) dengan mendatangi langsung para petani rakyat di berbagai daerah pelosok Indonesia yang membutuhkan akses informasi resmi mengenai kecambah kelapa sawit legal.
Kata dia, PPKS juga menyediakan kecambah kelapa sawit legal produksi PPKS yang sudah bersertifikat, dan memberikan harga khusus kepada petani.
“Ini sesuai dengan slogan PROWITRA “PPKS Datang, Petani Senang”. Karena itgu, maka patutlah dikatakan PPKS sangat berperan penting dalam keberlanjutan perkebunan kelapa sawit rakyat di Indonesia,” tegas Suroso Rahutomo.(MS1/MS1).