Asahan – Kawasan pesisir di Asahan, Sumatera Utara (Sumut) merupakan daerah yang sering mengalami perubahan batas akibat abrasi pada garis pantainya karena tempat bertemunya daratan dan lautan.
Karenanya, diperlukan penanaman mangrove secara berkala sebagai antisipasi abrasi yang terus meluas. Hal tersebutlah yang mendorong gerakan kelompok tani hutan cinta mangrove bersama Kodim 0208 / Asahan melakukan penanaman 30 ribu bibit mangrove di pesisir pantai Asahan, tepatnya di Desa Silo Baru, Jumat (5/8/2022).
“Ini menjadi tantangan bagi kami masyarakat yang tinggal di pesisir pantai jika tidak segera diatasi salah satunya dengan penanaman mangrove mungkin puluhan tahun lagi kita bakal banyak kehilangan daratan. Bersyukur hari ini kita bisa melakukan penanaman 30 ribu bibit,” kata Ahmad Sofyan, pembina kelompok tani cinta mangrove.
Penanaman 30 ribu bibit tersebut kata Sofyan akan dilakukan di beberapa titik garis pantai terutama di desa Silo Baru dalam waktu satu bulan ke depan. Ia juga menyebut setidaknya ada sekitar 500 hektar hutan mangrove di wilayah Asahan yang terancam abrasi jika tidak dikontrol.
Dalam kesempatan penanaman mangrove itu, pihaknya juga bekerja sama dengan melibatkan PT Inalum persero, Pemerintah Kabupaten, swasta hingga mahasiswa sehingga gerakan penanaman ini terlaksana secara luas.
Komandan Kodim 0208 Asahan, melalui kepala staf Kodim (Kasdim) Mayor Inf Makmur Siahan mengatakan, salah satu alasan pihak yang mendukung gerakan hijau penanaman mangrove di wilayah garis pantai Asahan dalam rangka menjaga kedaulatan wilayah pesisir.
“Jika puluhan tahun lagi mangrove ini akan tumbuh besar, bermanfaat bagi masyarakat dan alam sekitarnya,” ujarnya.
Senada camat Kecamatan Silo Laut, Poniman mengatakan salah satu alasan lain Desa Silo Baru memiliki potensi edukasi wisata Mangrove yang saat ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Kabupaten Asahan.
“Silo Baru ini memang diproyeksikan menjadi pusat konservasi lingkungan di pesisir termasuk laut Asahan,” terangnya. (MS10)