Scroll untuk baca artikel
HeadlineKesehatanNasionalPeristiwaPolitik

Presiden Ingin 3 Hal di Prioritaskan Dalam Penanganan Covid-19

×

Presiden Ingin 3 Hal di Prioritaskan Dalam Penanganan Covid-19

Sebarkan artikel ini

Mediasumutku.com | Jakarta – Untuk percepatan penanganan Covid-19 di Indonesia.  Presiden ingin 3 hal yang diprioritaskan yakni pertama mengenai pengujian spesimen, kedua, mengenai penanganan kepulangan pekerja migran Indonesia, dan ketiga mengenai percepatan produksi alkes dan obat COVID-19.

Demikian hal yang disampaikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Presiden dalam Rapat Terbatas atau Ratas dengan para menteri dan pejabat negara mengenai percepatan penanganan Covid-19, Senin (11/5/2020).

Menurut Jokowi, pihaknya menekankan agar dalam pelaksanaan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dapat merujuk tiga hal, yakni Yang pertama, harus ada perbaikan total pada kapasitas, kecepatan pengujian spesimen PCR.

Jokowi ingin pengujian specimen untuk PCR dapat ditingkatkan secara masif, minimal 10.000 specimen per hari, sedangkan laporan pengujian spesimen baru mencapai 4.000- 5.000 sampel per hari.

“Saya baru mendapatkan laporan bahwa kemampuan pengujian spesimen untuk PCR sekarang ini baru mencapai 4.000-5.000 sampel per hari, Ini masih jauh dari target yang saya berikan yang lalu, yaitu 10.000 spesimen per hari,” terang Jokowi.

Baca Juga:   Gubsu Edy Rahmayadi : Ada Tiga Sektor Berbasis Desa Yang Jadi Unggulan Sumut

Dari Gugus Tugas, sekarang ini tercatat sudah ada 104 lab yang masuk dalam jaringan lab COVID-19. Dan saya ingin dipastikan bahwa lab-lab tersebut berfungsi maksimal, meskipun dari 104 lab tadi 53 lab rujukan sudah melakukan pemeriksaan dan 51 lab rujukan belum melakukan pemeriksaan.

Presiden meminta harus adanya kesiapan SDM yang terlatih, ini perlu lebih diperhatikan lagi. Termasuk yang berkaitan dengan masalah di alat pengujian yang masih kurang, terutama untuk reagen PCR, RNA, dan VTM. Saya minta ini segera diselesaikan dalam minggu ini, ujarnya.

Untuk hal yang kedua, yang berkaitan dengan kepulangan pekerja migran Indonesia agar betul-betul berjalan dengan baik di lapangan. Saya juga menerima laporan bahwa pada bulan Mei dan Juni ada kurang lebih 34.000 pekerja migran Indonesia yang kontraknya akan berakhir.

Para TKI atau pekerja Migran ini berasal dari Jatim ini ada 8.900 kurang lebih, Jateng ada 7.400, Jabar 5.800, NTB 4.200, dari Sumut kurang lebih 2.800, dari Lampung 1.800, dan 500 orang dari Bali. Kepulangan mereka harus betul-betul diantisipasi, disiapkan, ditangani proses kedatangan mereka di pintu-pintu masuk yang telah kita tetapkan dan diikuti pergerakan sampai ke daerah.

Baca Juga:   Para Penggali Kubur Terima Sembako Dari Alumni Akpol '93

Saya kira kita melihat untuk jalur udara, dua pintu masuk di Soekarno-Hatta dan di Bandara Ngurah Rai.  Kemudian untuk ABK kapal pesiar juga di Benoa, Bali dan di Tanjung Priok, terang Jokowi.

Untuk pekerja migran yang dari Malaysia lewat Batam dan Tanjung Balai. Sekali lagi, ingin saya tegaskan agar diberlakukan protokol kesehatan yang ketat dengan memobilisasi sumber daya yang kita miliki.

“Pastikan kesiapan tempat karantina, dipastikan rumah sakit rujukan bagi para pekerja migran kita tersebut”, perintah Jokowi.

Lanjut Jokowi, untuk yang ketiga, saya juga menerima laporan dari Kementerian Ristek /BRIN yang telah berhasil mengembangkan  PCR test kit, kemudian non PCR diagnostic test, dan juga ventilator serta mobile BSL2.

Baca Juga:   Kasal Berikan 'Exit Briefing' Kepada Prajurit Kogabwilhan I

Presiden Jokowi minta ini agar inovasi-inovasi yang telah dilakukan ini mulai kita bisa produksi secara massal, sehingga kita tidak tergantung lagi pada produk-produk impor dari negara lain. Kita harapkan nanti paling tidak akhir Mei atau awal Juni ini sudah bisa kita produksi.

Saya melihat sudah ada kemajuan yang signifikan dalam pengujian plasma yang rencananya ini akan dilakukan uji klinis berskala besar di berbagai rumah sakit dan juga stem cell untuk menggantikan jaringan paru yang rusak, ujar Jokowi.

Kemajuan signifikan juga terjadi pada penelitian whole genome sequencing. Ini tahapan yang sangat penting dalam menuju tahap berikutnya untuk menemukan vaksin yang sesuai dengan negara kita, jelasnya.

Saya minta seluruh hasil riset dan inovasi ini didukung penuh, proses-proses perizinannya dilakukan dipercepat, dan bisa di sambung kan dengan industri, baik itu BUMN maupun swasta, pungkas Jokowi.