Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Ekonomi

Resesi Global Pemicu IHSG Bakal Melemah

×

Resesi Global Pemicu IHSG Bakal Melemah

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com | JAKARTA – Akhir perdagangan Kamis (3/10/2019) kemarin Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,28% ke 6.038.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwe menilai melorotnya IHSG hari ini dipengaruhi oleh kekhawatiran resesi global akibat ancaman meluasnya perang dagang ke Uni Eropa.

“Isu resesi masih menghantui indeks. Tapi kalau kita lihat, hari ini juga ada sentimen kekhawatiran perang dagang meluas karena Amerika mengenakan tarif pada produk-produk Uni Eropa. Inilah yang membuat market terkoreksi,” jelasnya Kamis (3/10).

Presiden AS Donald Trump mengumumkan pemerintah AS akan memberlakukan tarif impor produk asal Uni Eropa senilai US$ 7,5 miliar. AS akan memberlakukan tarif impor 10% terhadap Airbus dan 25% tarif impor bagi anggur asal Prancis, wiski dan keju Irlandia serta keju dari seluruh UE. Tindakan ini sebagai hukuman atas subsidi penerbangan UE yang dinilai AS ilegal.

Baca Juga:   Rupiah Spot Menanjak ke Level Rp13.675/U$D

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana juga melihat hari ini melemahnya IHSG juga disebabkan oleh melemahnya Bursa AS dan Bursa Asia yang kinerjanya juga tidak terlalu positif.

Pasar saat ini sedang dibayangi oleh sinyal resesi yang dapat dicermati berdasarkan pemangkasan pertumbuhan ekonomi, inverted yield curve dan turunnya indeks manufaktur.

Berdasarkan data ISM report yang keluar kemarin, activity manufacturing AS menunjukkan penurunan ke level 47,8. Begitu pula dengan data ISM zona Euro yang menunjukkan berada di level 45,7.

“ISM di bawah 50 berarti ekonominya kontraksi bisa membuka peluang terjadi resesi dan Trump menyerang Federal Reserve aktivitas manufacturing yang rendah ini karena suku bunga terlalu tinggi. Kemudian kalau dilihat dari zona Euro, Indeks PMI zona Euro itu 45,7 terendah sejak 2012. Jadi data Inggris ini juga menunjukkan sudah di bawah 50 jadi artinya ekonominya mengalami perlambatan sehingga semakin mendukung kemungkinan terjadinya resesi global,” tutur Hans.

Baca Juga:   Ekonomi China Melambat Memicu Wall Street Melempem

Herditya memperkirakan ke depan IHSG dapat menyentuh level 5.950-5.900. Meskipun memperkirakan IHSG masih akan melemah, Didit belum dapat memastikan timeframe dari prediksinya ini.