Scroll untuk baca artikel
HeadlineKesehatanNasional

Satu Keluarga di Bogor Tidak Jujur “Terpapar Covid-19”

×

Satu Keluarga di Bogor Tidak Jujur “Terpapar Covid-19”

Sebarkan artikel ini

Mediasumutku.com | Bogor : Selain OTG, kasus pasien terkonfirmasi positif Corona Virus Disease (Covid-19) di Kota Bogor terus bertambah. Mengutip data hasil monitoring Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Bogor, sebanyak 244 orang positif Covid-19, per 25 Juli 2020.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan, sebanyak 3 orang terkonfirmasi positif Covid-19 pada hari ini.

“Pasien yang sembuh jumlahnya tetap, kemudian pasien yang masih dalam perawatan atau positif aktif maka bertambah 3 orang, sedangkan untuk pasien positif yang meninggal jumlahnya tetap,” ujarnya yang juga Juru Bicara Pemkot Bogor untuk Siaga Corona tersebut, Sabtu (25/07/2020).

Wanita yang akrab disapa Retno ini merinci, dari 244 total kasus positif Covid-19 terdiri dari pasien sembuh 169 orang, masih dalam pengawasan atau perawatan RS sebanyak 55 orang dan meninggal dunia sebanyak 20 orang.

“Sedangkan untuk kasus dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) hingga saat ini tinggal 53 orang. Kemudian untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) sebanyak 73 orang ada penambahan tiga orang dibandingkan hari sebelumnya dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) jumlahnya tetap yakni 50 orang,” urainya.

Baca Juga:   Walikota PSP Berikan 'Kejutan' Kepada Dandim 0212/TS

Dalam kesempatan itu, dia juga memaparkan adanya satu keluarga di Kota Bogor dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 dan dua diantaranya meninggal dunia belum lama ini.

“Diawali dari kakeknya yang memiliki riwayat dari luar kota perjalanan ke Jawa Timur 27 Juni – 05 Juli. Sakit, berobat ke dokter praktek swasta, dirawat di dua rumah sakit di Kota Bogor, kemudian dirawat di rumah sakit di Jakarta,” ungkapnya.

Namun pada saat menjalani perawatan, kakek tersebut meninggal dunia dengan status probable (belum dilakukan swab) dan dimakamkan dengan prosedur Covid-19.

“Pada saat di rawat di rumah sakit kakek tersebut turut dirawat oleh anaknya dan istrinya,” katanya.

Diketahui, anak dari almarhum sang kakek kontak erat selama menunggu almarhum di rumah sakit. Anak tersebut merasa sakit sejak 10 Juli. Pernah ikut swab massal di Jakarta 16 Juli. Lalu sempat dirawat di rumah sakit, namun tidak mengaku ada riwayat kontak dengan kasus probable dan sudah di Swab Test, sehingga dirawat di ruangan biasa bukan ruang isolasi.

Baca Juga:   Gubernur Edy Rahmayadi Buka Jambore Kader Dasawisma PKK 2021 se-Sumut

“Saat diketahui hasil Swab positif, dirujuk ke rumah sakit di Kabupaten Bogor dan meninggal dunia,” jelasnya.

Selanjutnya, pihaknya melakukan tracing dibantu tim detektif Covid-19, baik yang kontak satu rumah, di rumah sakit semuanya di Swab Test. “Hasilnya, dari orang serumah ada 5 orang yang terkonfirmasi positif, yaitu istrinya, anaknya, menantunya dan dua cucunya,” sebutnya.

Saat ini kata Sri, jumlah kontak erat yang dilacak ada 97 orang, 95 orang diantaranya sudah di Swab Test dan 2 orang sedang dijadwalkan.

Secara keseluruhan sementara ini ada 8 orang yang positif (5 anggota keluarganya, 1 riwayat kontak erat dan 2 warga Kabupaten Bogor). “Dari 95 orang yang sudah di Swab, 56 orang belum keluar hasilnya. Total sementara ada 8 orang positif, 31 negatif,” katanya.

Baca Juga:   Kapolres AKBP Robin Hadiri Rapim Polda Sumut dan Jajaran

Oleh karena itu, dia meminta semua pihak untuk menjadi perhatian atas temuan kasus tersebut. Sebab, penularan dalam rumah tangga masuk klaster baru meskipun ini awalnya dari luar daerah.

“Jadi, perlu kejujuran kepada petugas medis apabila memang ada kontak erat dengan yang positif. Ketika tidak jujur maka akan menularkan,” tegasnya.

Selain melakukan tracing, baik satu rumah, lingkungan sekitarnya, termasuk di faskes yang pernah kontak, pihaknya sudah melakukan desinfeksi. “Kepada yang positif langsung kita isolasikan ke rumah sakit. Ini salah satu upaya kita memutus mata rantai penularan dan tentunya dengan Swab Test masif,” katanya.

Retno melanjutkan, bagi setiap anggota keluarga yang pulang bepergian dari luar kota diimbau untuk melakukan isolasi mandiri. Kemudian, ketika berobat harus menceritakan dengan jujur riwayat perjalanan keluar kota atau ada riwayat kontak dengan orang sakit yang diduga Covid-19 dan terakhir, pemakaman kasus probable dan kasus positif Covid-19 diimbau untuk tidak dihadiri oleh banyak orang.

(MS9/okz)