mediasumutku.com| MEDAN- Nilai ekspor melalui pelabuhan muat di wilayah Sumatera Utara pada bulan September 2020 mengalami kenaikan dibandingkan bulan Agustus 2020, yaitu dari US$683,15 juta menjadi US$762,58 juta atau naik sebesar 11,63 persen.
“Bila dibandingkan dengan bulan September 2019, ekspor Sumatera Utara mengalami kenaikan sebesar 10,19 persen,”kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syeh Suhaimi, Selasa (3/11/2020).
Golongan barang yang mengalami kenaikan nilai ekspor terbesar Sumatera Utara pada September 2020 terhadap Agustus 2020 adalah golongan lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$64,09 juta (23,18%).
“Ekspor ke Tiongkok pada September 2020 merupakan yang terbesar yaitu US$140,46 juta diikuti Amerika Serikat sebesar US$83,22 juta dan India sebesar US$62,82 juta dengan kontribusi ketiganya mencapai 37,57 persen,”katanya,
Menurut kelompok negara utama tujuan ekspor pada September 2020, ekspor ke kawasan Asia (di luar ASEAN) merupakan yang terbesar dengan nilai US$295,14 (38,70%).
Untuk nilai impor di Sumatera Utara bulan September 2020, Suhaimi mengatakan atas dasar CIF (cost, insurance & freight) sebesar US$331,88 juta, atau naik sebesar 8,93 persen dibandingkan bulan Agustus 2020 yang sebesar US$304,68 juta. Bila dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya, nilai impor mengalami penurunan sebesar 16,80 persen.
“Nilai impor menurut golongan penggunaan barang bulan September 2020 dibanding bulan Agustus 2020, barang modal naik sebesar 10,63 persen, bahan baku/penolong naik sebesar 7,76 persen dan barang konsumsi naik sebesar 14,79 persen,”katanya.
Pada September 2020, golongan barang yang mengalami kenaikan nilai impor terbesar adalah biji-bijian berminyak sebesar US$89,82 juta (799,47%). Golongan barang yang mengalami penurunan nilai impor terbesar adalah bahan kimia anorgamik sebesar US$9,68 juta (-64,36%).
Nilai impor bulan September 2020 dari Tiongkok merupakan yang terbesar yaitu US$110,05 juta dengan perannya mencapai 33,16 persen dari total impor Sumatera Utara, diikuti Malaysia sebesar US$34,51 juta (10,40%) dan Brazil sebesar US$21,51 juta (6,48%). (MS11)