mediasumutku.com | BENGKULU – Sungguh malang nasib mahasiswi fakultas ekonomi dan bisnis, Universitas Bengkulu (Unib) bernama Wina Mardiani (20) ditemukan meninggal dunia, pada Minggu (8/12/2019), sekira pukul 17.06 WIB.
Korban kelahiran, Kecamatan Ipuh, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, 23 Maret 1999, itu ditemukan tidak bernyawa tak jauh dari tempat kost-nya atau sekira 100 meter. Tepatnya, di areal rawa perkebunan sawit bekas areal persawahan.
Anak pertama dari tiga bersaudara itu ditemukan di bekalang kost-nya, di jalan WR Supratman, Kelurahan Kandang Limun, Kecamatan Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu.
Saat ditemukan anak pasangan suami-istri (Pasutri) Aguswandi dan Ani ini dalam keadaan terkubur, dengan kedalamaan sekira 1,5 meter atau setara dengan dada orang dewasa.
Saat ditemukan posisi tubuh korban dalam keadaan tertelungkup, dengan lebar galian sekira 60 cm dan panjang sekira 1,5 meter. Saat ditemukan di bagian atas galian terdapat sebatang tanaman keladi yang diduga baru di tanam.
Tidak hanya itu, saat ditemukan kepala korban tertutup dengan karung hingga bahu, dengan posisi tangan dan kaki dalam keadaan terikat tanpa mengenakan busana. Selain itu, disekujur tubuh korban diduga juga di lumuri minyak.
Untuk menghilangkan jejak, galian sedalam dada orang dewasa itu diberi tanaman keladi. Di dalam galain itu juga terdapat bekas pecahan bangunan berupa batu bata, empat buah batu koral berukuran besar serta kelapa tua yang sudah bangking.
Tak jauh dari lokasi penemuan jenazah atau sekira 20 meter, ditemukan cangkul, skop dan satu buah ember serta satu sendal korban yang diketahui baru di beli. Saat ini jenazah korban di bawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk diautopsi.
”Wina (Anak saya) ditemukan di belakang kost-nya. Di dekat lokasi ditemukan cangkul, skop yang diduga baru di beli serta sendal sebelah milik anak saya yang baru di beli di Jakarta,” kata ayah korban, Aguswandi.
”Saya hanya mengetahui itu anak saya melihat hidungnya yang mancung. Sebab, saat di rumah sakit Bhayangkara, posisinya masih tertelungkup,” jelas Aguswandi.
Aguswandi menjelaskan, Wina dinyatakan hilang pada Selasa 3 Desember 2019, sekira pukul 12.01 WIB. Upaya pencarian Wina berbuah hasil setelah mencari selama 5 hari. Namun Wina ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa.
Pada Selasa 3 Desember 2019, Wina masih berkomunikasi dengan orangtuanya yang tinggal di desa Medan Jaya kecamatan Ipuh kabupaten Mukomuko provinsi Bengkulu. Saat itu korban berkomunikasi melalui sambungan telepon, sekira pukul 09.01 WIB.
Komunikasi pagi hari itu merupakan komunikasi terakhir Wina dengan orangtuanya, sebelum dinyatakan hilang. Wina baru diketahui hilang ketika rekan-rekan kost dan group WhatsApp (WA) dari Selasa 3 Desember 2019, siang, tidak berkomentar.
”Saya sempat menelpon anak saya (Wina), pagi Selasa. Pagi itu dia (Wina) pamit mau beli gorengan sama teman kostnya. Habis itu Wina pulang, temannya pergi mengurus BPJS. Tapi pukul 12.01 WIB, nomor anak saya sudah tidak aktif lagi. Saya belum curiga,” terang Aguswandi.
Sebelumnya, rekan-rekannya belum menaruh curiga. Namun, lantaran sudah memasuki malam hari. Rekan-rekan korban meminta kunci kost dengan penjaga kost. Alhasil, Wina tidak berada didalam kost.
Sementara, sepeda motor jenis matik merek Honda Scoopy, bernopol BD 6425 NU, warna hitam terparkir sejak Selasa 3 Desember 2019 pagi, di depan kost Wina masih terparkir.
Malam itu juga rekan korban persisnya tengah malam, langsung menghubungi orangtua Wina yang berada di desa Medan Jaya kecamatan Ipuh kabupaten Mukomuko. Namun, telepon dari rekan korban tidak dihiraukan orangtua Wina.
Rabu 4 Desember 2019, pagi. Salah satu rekan korban menghubungi adik wina, Ayu. Di mana rekan Wina menanyakan keberadaan Wina, apakah Wina ada di desa Medan Jaya atau tidak. Namun, korban tidak ada di rumahnya di desa Medan Jaya.
Mendapati informasi tersebut, rekan korban langsung berusaha mencari keberadaan Wina. Sementara, orangtua Wina berangkat ke kota Bengkulu, guna memastikan anak pertamanya tersebut.
”Hari itu (Selasa 3 Desember 2019), pintu kost Wina terkunci. Tapi sepeda motornya terparkir di depan kost,” cerita Aguswandi.