mediasumutku | MEDAN – Sepekan sudah aksi bom bunuh diri yang terjadi di Mapolrestabes Medan Jalan HM Said No. 1, Kelurahan Durian, Kecamatan Medan Perjuangan, Rabu (13/11/2019) pagi. Dalam aksi tersebut, menyebabkan 1 orang tewas yang merupakan pelaku dan 6 korban luka-luka.
Pantauan di lapangan Rabu (20/11/2019), penjagaan di kantor polisi tersebut masih super ketat dan berlapis. Personel yang berjaga di pintu masuk gerbang utama hampir belasan orang.
Para personel yang berjaga tersebut, beberapa di antaranya dilengkapi dengan senjata laras panjang. Selain itu, ada juga dilengkapi dengan alat metal detektor.
Masyarakat yang hendak masuk harus melalui pemeriksaan berlapis. Sebelum melewati portal, masyarakat diminta membongkar seluruh isi tasnya di sebuah meja yang sudah disediakan. Setelah dipastikan tidak ada membawa barang yang dicurigai, petugas melakukan pemeriksaan badan.
Selanjutnya, warga yang hendak masuk diperiksa kembali dengan menggunakan metal detektor di pos penjagaan. Selain itu, petugas kembali melakukan pemeriksaan badan.
Warga kemudian didata dan ditanya tujuannya ke Mapolrestabes Medan. Usai didata dan diperiksa, warga kemudian diarahkan untuk menuju tempat yang mereka tuju dengan diberikan tanda pengenal.
“Enggak bisa sembarang masuk, harus jelas tujuannya. Tapi, kalau untuk keperluan membuat SKCK diperbolehkan. Namun, harus menunjukkan berkas atau persyaratan SKCK yang hendak diurus,” ujar Dodi, salah seorang pengunjung.
Pemuda yang mengaku berusia 24 tahun ini tidak mempermasalahkan pemeriksaan yang berlapis. Hal itu tak lain demi keamanan. “Tidak masalah, ini kan demi keamanan dan kenyamanan,” tutur dia.
Sebelumnya, Wakapolda Sumut Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto mengakui, pihaknya meningkatkan pengamanan terhadap markas komando, baik di tingkat Polda, Polres maupun Polsek. Para personel bersiaga untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan.
“Untuk pengamanan di Mapolrestabes Medan yang ditingkatkan bukan baru-baru ini dilakukan, melainkan sudah sejak bertahun-tahun yang lalu. Namun, perlu diketahui di Polri ada pelayanan publik, mulai dari pengurusan SKCK, SIM, hingga laporan polisi ke Satreskrim. Sehingga, kalau diterapkan pengamanan ketat seperti di hotel bintang lima, itu tentunya akan menghambat pelayanan kita,” kata Mardiaz yang diwawancarai ketika di Markas Brimobdasu Jalan KH Wahid Hasyim, Medan, beberapa waktu lalu.
Mardiaz mengaku, kalau melihat kejadian aksi bom tersebut, sebetulnya sebelum pelaku ini masuk ke dalam sudah digeledah awalnya di luar. Ada personel yang mengatur lalu lintas di Mapolrestabes Medan, sempat mencurigainya.
Lalu, personel menyuruh pelaku membuka jaketnya dan mengecek tas ranselnya. Tapi, setelah itu pelaku tidak jadi masuk.
“Dari CCTV kita melihat, beberapa menit kemudian pelaku masuk bersamaan dengan para pemohon SKCK. Jadi, biasanya di Mapolrestabes Medan itu apel jam 9 pagi, tapi jam 8 pagi sudah ramai warga yang mengurus SKCK. Pelaku menyusup, berbarengan dengan para pengurus SKCK,” ungkapnya.