Medan, Mediasumutku.com – Pasca Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriyah berlangsung pada, Senin (12/8/2019) harga daging sapi dan daging ayam di berbagai pasar tradisional di Kota Medan kembali normal. Namun, dari hasil reportase wartawan Mediasumutku.com, Kamis (15/8/2019) di sejumlah pasar tradisional, seperti di Pasar Petisah, Pasar Pringgan serta Pasar Petisah di Kota Medan para pedagang mengeluh, akibat menurunnya para pembeli.
“Harga Stabil, tapi pembeli sepi. Biasanya daging sapi maupun daging ayam habis (terjual) sampai 100 kilogram sehari, (namun) hari ini hanya 60-70 kilogram (yang terjual) dalam sehari,” ujar Dodi salah satu pedagang sapi di Pasar Sei Sikambing.
Para pedagang di Pasar Tradisional Sei Sikambing mengaku, biasanya mereka menjual daging sapi dengan harga Rp 110 ribu per kilogram, bahkan kenaikan bisa mencapai 10 hingga 20 ribu rupiah per kilogram seperti pada hari raya Idul Fitri yang lalu. Namun, pasca perayaan Idul Adha 1440 Hijriyah kali ini, pedagang terpaksa harus menanggung resiko.
Baca juga: Kadin Sumut : Industri Perlu Laksanakan Proper
Menurut para pedagang, hal ini sering terjadi akibat pembeli masih memiliki stok daging qurban dari pelaksanaan hari raya Idul Adha 1440 Hijriyah, sehingga berdampak pada menunurunnya penjualan daging.
Harga Ayam menurun, Telur Mengalami Peningkatan
Sementara harga daging ayam potong di pasar tradisional juga mengalami penurunan harga dari sebelumnya yang sempat meningkat akibat permintaan pembeli saat memasuki Idul Adha, akibatnya pedagang mengaku omzet mereka pun ikut menurun.
Seperti yang dialami pedagang ayam potong di Pasar Tradisional Pringgan dan pasar Petisah, juga mengeluhkan karena sepinya pembeli.
Baca juga: Ketua Kadinsu Ivan Batubara: “Mayoritas Pekerja RI Lulusan SMP!”
”Harga daging ayam sekarang Rp 26 ribu per kilogram, namun sebelumnya Rp 30 ribu per kilogram, meskipun mengalami penurunan (harga) tetap saja peminat daging ayam sepi pembeli,” tutur Masril salah satu pedagang ayam di Pasar Pringgan.
Sedangkan harga telur di Pasar Tradisional Pringgan pada saat ini juga mengalami kenaikan. Salah seorang pedagang telur mengaku, kenaikan harga telur telah mengakibatkan jualannya sepi dari para pembeli. “Harga telur (juga) naik hingga 200 rupiah per butir (ini juga) yang menyebabkan sepi dari pembeli,” kata Aji pedagang telur di Pasar Pringgan.(MS2/cr1)
Baca juga: Nawal Dan Ayu Saksikan Penyembelihan Hewan Kurban Sumbangan TP PKK Sumut Provsu