Scroll untuk baca artikel
Sumut

Soal Bangkai Babi dan Virus Cholera di Sergai, Ini Keterangan Dirjen Peternakan RI

×

Soal Bangkai Babi dan Virus Cholera di Sergai, Ini Keterangan Dirjen Peternakan RI

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com | SERGAI– Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai menggelar rapat bersama forkopimda dan nara sumber terkait keresahan masyarakat atas bangkai babi disungai dan virus cholera.

Kegiatan ini dilaksanakan di Aulah Pemkab Sergai di Seirampah, Rabu(13/11) sekira pukul 10:00WIB.

Adapun kegiatan ini turut hadir Kepala Balai Veteriner Medan drh. Agustia, MP, Direktur Kesehatan Hewan Dirjen Peternakan Kementerian Pertanian drh. Arif Wicaksono, Asisten Ekbangsos Ir. Kaharuddin, Kadis Kominfo Drs. H. Akmal, AP, MSi, jajaran Kepala OPD, Jajaran Polres Sergai dan unsur Muspika Sergai.

Direktur Kesehatan Hewan Dirjen Peternakan Kementerian Pertanian drh. Arif Wicaksono menyampaikan bahwa sejauh ini belum ditemukan vaksin untuk virus cholera babi tetapi Virus cholera babi menular melalui babi yang sudah terkena virus saja, bukan melalui media atau apapun.

Menurutnya, bahwa virus cholera babi tidak dapat menjangkit kepada ternak ayam kambing dan lainya, hanya dapat menyerang hewan babi saja,”kata Arif Wicaksono

Baca Juga:   Pemkab Sergai Terima Bantuan Air Bersih Untuk Korban Bencana Banjir

Bahkan virus cholera babi tidak berbahaya bagi manusia, tidak dapat menjangkit kepada manusia dan daging masih dapat dimakan apabila dimasak dengan benar. Bahwa bahaya perbuatan membuang bangkai babi di sungai atau irigasi bukan bahaya oleh virus cholera nya melainkan Bakteri- bakteri penyakit lain yang timbul dari bangkai babi tersebut,”ungkapnya

Sementara itu Bupati Sergai Ir H Soekirman yang disampaikan Sekdakab H. M. Faisal Hasrimy, AP, MAP, mengatakan Virus hog cholera yang menyerang ternak babi akhir-akhir ini sudah menjadi masalah serius seiring dengan bertambahnya jumlah ternak yang mati di Sumatera Utara (Sumut). Pernyataan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut.

Menurut Dinas Ketahanan Pangan Sergai, lanjut Faisal Hasrimy. Saat ini Kabupaten Sergai merupakan salah satu daerah yang terkena dampak cukup serius, ditandai dengan sekitar 894 ekor ternak babi yang mati di sentra-sentra peternakan di Kecamatan Sei Bamban, Dolok Masihul, Sei Rampah dan Tebing Tinggi,”kata Faisal Hasrimy

Baca Juga:   Bupati dan Wakil Bupati Sergai Hadiri Perayaan Waisak 2568, Tekankan Toleransi dan Kerukunan

Menurutnya, masalah bukan hanya pada dampak kematian yang disebabkan virus yang berasal dari Benua Afrika ini, namun juga perilaku tak bertanggungjawab oknum-oknum peternak yang sembarang membuang bangkai babi di sungai. Ini bisa menjadi efek buruk tambahan bagi lingkungan dan masyarakat yang tinggal dalam radius aliran sungai,”jelasnya

Semestinya kita sebagai aparatur pemerintah supaya lebih tanggap
dan responsif untuk melakukan penanggulangan wabah hog cholera
ini secara komprehensif.

Dengan diadakannya rapat koordinasi ini, diharapkan agar seluruh lintas sektoral yaitu dari kepolisian, TNI dan ASN bisa bersinergi dalam penanggulangan wabah virus hog cholera dan memberikan solusi terhadap munculnya wabah yang sudah mematikan 4.682 ekor babi di Sumut,”pungkasnya

Dalam laporan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Panisean Tambunan S.Sos telah melakukan pengambilan sampel air sungai Bedagai pada hari Senin, 11 November 2019 di Dusun I Desa Tebing Tinggi Kecamatan Tanjung Beringin dan telah memeriksakan air sungai tersebut ke laboratorium mutu agung lestari Medan serta akan mendapatkan hasil dari pemeriksaan tersebut selama 7 hari kerja,”ujarnya

Baca Juga:   Cari Solusi Permasalahan Banjir di Sergai, Bupati Ajak Forkompimda Perkuat Sinergi dan Koordinasi

Senada juga dikatakan Kadis Ketahanan Pangan Sergai M Aliuddin, SP, MP dalam laporannya menyebut jika menurut data yang dimiliki Sergai, populasi ternak babi besar maupun kecil yang tersebar di 17 Kecamatan mencapai 31.626 ekor.

“Dari data di atas, kematian ternak babi yang terindikasi terkena virus hog cholera mencapai 894 ekor yang tersebar dalam 5 kecamatan di 9 desa,”kata M Aliuddin

Menurutnya, Sebagai langkah tindakan cepat, Aliuddin mengatakan Dinas Ketahanan Pangan telah berkoordinasi dengan pihak terkait dan juga telah menyiapkan posko di Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sergai serta posko di setiap kecamatan.

“Kami berharap kepada Camat dan Kepala Desa jika ada hewan ternak babi milik warga yang mati segeralah lapor ke kami,”ungkap M Aliuddin.[ms5]