MEDAN- Self-Regulatory Organization (SRO) pasar modal Indonesia yang terdiri dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), membuktikan komitmen mereka untuk membantu pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.
SRO berhasil mengumpulkan dana corporate social responsibility (CSR) senilai Rp 11,26 miliar dan diserahkan secara daring oleh Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi, kepada Kepala Pusat Analisis Determinan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Dr Andi Saguni MA yang juga sebagai perwakilan Rumah Sakit Darurat Covid-19.
”Dana itu dihimpun berdasarkan pendapatan transaksi bursa dan biaya jasa kustodian pada 9 Agustus 2021. Seluruh pendapatan SRO dari transaksi bursa dan biaya jasa kustodian sentral pada tanggal tersebut dikonversi menjadi dana CSR,” kata Ketua Panitia Peringatan 44 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia, Syafruddin, Rabu (11/8/2021).
Selain itu, SRO juga telah mengajak para pelaku pasar modal untuk dapat berpartisipasi dalam penggalangan dana CSR ini. Jumlah dana yang terkumpul, kata Syarifuddin, seluruhnya mencapai Rp 24,46 miliar.
Dana sebanyak itu terkumpul dari 75 pihak yang dihimpun melalui Pasar Modal Peduli Indonesia (PMPI), serta dari donasi lainnya berupa peralatan kesehatan sekitar Rp 700 juta.
Menurutnya, dengan mengusung tema “Investasi Anda Menolong Sesama”, seluruh dana CSR itu digunakan untuk keperluan penanggulangan pandemi yang meliputi pendirian Sentra Vaksinasi, dana bantuan untuk Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC), pengadaan konsentrator oksigen dalam rangka Gerakan Oksigen untuk Indonesia, donor plasma, santunan untuk keluarga tenaga kesehatan yang gugur, dan bantuan untuk petugas pemakaman.
”Mewakili SRO kami menyampaikan apresiasi serta mengucapkan terima kasih atas partisipasi dalam bentuk donasi sekaligus dukungan dari para investor serta stakeholders pasar modal. Pengumpulan donasi dari kegiatan CSR ini diharapkan dapat membantu penanggulangan pandemi Covid-19 di Indonesia dan perekonomian Indonesia dapat kembali seperti sediakala,” kata Syafruddin.(MS11)