Mediasumutku.comI MEDAN-Selama tiga malam warga Kota Medan telah disungguhi dan dimanjakan dengan pertunjukan seni dan tari tradisionil yang sangat menarik dari lima negara serumpun dan 10 provinsi Indonesia, serta ditambah perwakilan dari kabupaten dan kota di Sumatera Utara dalam Gelar Melayu Serumpun (Gemes) 2019 di halaman Istana Maimun Medan.
Minggu (3/11) malam, pertunjukan yang telah terpilih menjadi salah satu Calender of Event Wonderful Indonesia resmi ditutup.
Sebelum penutupan dilakukan Kadis Pariwisata Kota Medan Agus Suriono mewakili Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Medan Ir H Akhyar Nasution MSi, masing-masing tim kesenian menampilkan tarian khas daerahnya masing-masing.
Para penari yang dibalut dengan pakaian adat, menari dengan lentik dan gemulai mengikuti irama musik sekaligus. Mereka berusaha tampil sebagai mungkin untuk menghibur seluruh pengunjung yang hadir. Diawali dengan tim kesenian Jogyakarta, Negeri Sembilan (Malaysia), Singapura, Nanggroe Aceh Darusalam (NAD), Kuala Lumpur (Malaysia).
Selain menampilkan tim kesenian, masing-masing pengisi acara memberikan cindera mata kepada Pemko Medan yang diserahkan secara simbolis perwakilan dari Malaysia, Brunei Darusalam, Thailand, Singapura, NAD serta Labuhan Batu Utara sebagai tanda kenang-kenangan yang diterima Kadis Pariwisata. Kemudian Agus Suriono membalas juga dengan memberikan cindera mata sebagai ucapan terima kasih karena telah berpartisipasi selama tiga hari mendukung pelaksanaan Gemes.
Selanjutnya, Agus dalam menyampaikan sambutan tertulis Plt Wali Kota, berpesan agar Gemes masuk dalam kelender tetap Dinas Pariwisata sebagai upaya untuk melestarikan kebudayaan Melayu sekaligus upaya mendatangkan wisata wan lokal maupun mancanegara. “Untuk itu saya minta agar Dinas Pariwisata selaku penyelengggara Gemes terus melakukan evaluasi sehingga pertunjukan ke depannya lebih baik dan meriah lagi,” kata Plt Wali Kota.
Di samping itu lanjut Plt Wali Kota, jika Gemes 2019 hanya diikuti 5 negara serumpun yakni Malaysia, Singapura, Thailand Brunei Darusalam serta Korea Selatan, diharapnya Gemes tahun depan bisa diikuti lebih banyak lagi negara serumpun yang ada di Asia Tenggara, termasuk peserta dari dalam negeri.
“Saya menilai event ini memiliki makna cukup penting, selain bertukar informasi tentang pembinaan dan pengembangan antar wilayah dan antar negara, juga sebagai upaya meningkatkan pemahaman dan menumbuhkembangkan apresiasi terhadap seni di kalangan masyarakat sebagai filter masuknya budaya asing,” ungkapnya.
Plt Wali Kota menegaskan, akulturasi budaya asing tidak dapat dipungkiri telah menyentuh sebagian masyarakat. Untuk itu melalui kesenian, akulturasi itu dapat difilter guna menunjukkan jati diri bangsa melalui pertunjukkan seni yang edukatif.
“Seni dan budaya merupakan aset yang keberadaannya perlu dijaga dan dikembangkan guna menciptakan masyarakat yang memiliki dan tetap mempertahankan jati diri bangsa,” pungkasnya.
Acara penutupan Gemes 2019 juga diisi dengan pertunjukan tarian Zapin Nusantara yang merupakan hasil koloborasi seluruh pengisi Gemes. Setelah itu dilanjutkan dengan penampilan penyanyi Aldy dan Intan Baiduri jebolan D’Academy, ajang pencarian bakat penyanyi dangdut terbesar di Indonesia yang ditayangkan salah satu televisi swasta serta sejumlah penyanyi lainnya.(Ril/Sit)