mediasumutku.com| MEDAN- Program pendampingan ekspor Kementerian Perdagangan (Export
Coaching Program/ECP) tahun 2020 yang dilaksanakan di empat wilayah, yaitu DKI Jakarta, Jawa
Tengah, Jawa Timur, dan Kabupaten Banyuwangi berhasil mencatat nilai transaksi ekspor sebesar USD 2,47 juta atau sekitar Rp 34,9 miliar.
Transaksi ini dicetak oleh 41 eksportir hasil pendampingan Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Kemendag.
“Capaian ini sangat membanggakan karena nilai yang dibukukan cukup besar dan dilakukan di tengah pandemi Covid-19 yang penuh tantangan. Keberhasilan ini merupakan hasil dari komitmen kuat dari BBPPEI Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag serta kerja keras para pelaku usaha,” sebut Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto, Sabtu (12/12/2020).
Ke-41 pelaku usaha tersebut sebagian besar merupakan usaha kecil dan menengah (UKM) dengan produk yang beraneka ragam antara lain furniture, gula semut, kopi, keripik, sapu, bangkirai/decking kayu, arang briket, pala, ubi, vegetable acid oil, batu apung, kerajinan, plywood,
sayuran, dan mie kering. Adapun negara yang menjadi tujuan ekspor adalah Spanyol, Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat, Tiongkok, Taiwan, Selandia Baru, Turki, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Inggris, Thailand, Polandia, Australia, Jerman, Lithuania, Jamaika, Prancis, Pakistan, Malaysia, Singapura, Nigeria, Dominika, dan Maladewa.
Mendag menjelaskan, dalam pelepasan ekspor serentak minggu lalu yang turut diikuti beberapa peserta ECP binaan Kemendag, Presiden RI Joko Widodo berpesan untuk menambah kegiatan ECP
untuk meningkatkan jumlah eksportir baru dan memberikan dampak bagi pemulihan ekonomi
nasional pascapandemi.
“Kemendag akan terus mendampingi, mendorong, dan memberikan fasilitasi kepada para pelaku usaha potensial untuk mempersiapkan diri guna mendukung peningkatan ekspor secara nasional,” lanjut Mendag.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kasan menyampaikan, pendampingan dalam ECP berlangsung selama kurang lebih setahun dan mencakup kegiatan peningkatan kualitas produk, perbaikan manajemen produksi, daya saing produk, desain dan kemasan produk untuk tujuan ekspor, pengembangan SDM ekspor, pengembangan pasar dan mencari potensial buyer.
“Melalui ECP, pelaku usaha mendapat bimbingan mengenai tata cara ekspor dan informasi
seputar negara tujuan ekspor. Para peserta juga dapat membuka peluang di negara tujuan ekspor
dengan didampingi praktisi ekspor,” ujar Kasan.(MS11)