Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Ekonomi

Pemerintah Harus Tinjau Ulang Kuota Impor Daging Sapi

×

Pemerintah Harus Tinjau Ulang Kuota Impor Daging Sapi

Sebarkan artikel ini
Foto : daging sapi/int

mediasumutku.com|MEDAN- Harga daging sapi belakangan ini bergerak stabil di kisaran Rp 105.000 hingga Rp 120.000 perkilogramnya. Harga daging sapi memang terpantau stabil, dan sejauh ini juga sebelum menunjukan adanya potensi pergerakan harga kemanapun. Diyakini tidak akan berubah sampai penutupan akhir tahun nantinya.

“Namun, bukan berarti bisnis daging sapi ini adem ayem saja selama ini,” kata Ketua Pemantau Pangan Sumut, Gunawan Benjamin kepada wartawan, Rabu (28/10/2020).

Gunawan mengatakan, dari hasil survey ke sejumlah pengusaha ternak sapi dan sejumlah rumah potong hewan. Banyak keluhan dari pengusaha daging sapi tersebut. Dimana ada daging sapi erbau beku yang beredar di masyarakat. Dengan harga yang jauh lebih miring. Sekitar 80 ribuan per Kg. Sehingga permintaan daging sapi tidak bisa didongkrak optimal.

Baca Juga:   Pelaku UMKM di Medan Diajak Kenali Pasar Modal

“Padahal aktifitas masyarakat sejauh ini sudah mulai menujukan adanya pemulihan. Meskipun belum normal seperti sebelum ada pandemi covid 19. Aktifitas masyarakat seperti hajatan ataupun bentuk pesta lainnya mulai menggeliat setelah Muharam kemarin,” sebutnya.

Namun, dengan kondisi daya beli masyarakat yang terpukul saat ini, membuat sebagian masyarakat mengalihkan penggunaan daging sapi sebagai menu hidangan ke daging ayam.

“Jadi memang sebenarnya ada banyak faktor yang membuat sejumlah pelaku usaha daging sapi dirugikan dengan banyaknya daging kerbau impor serta daya beli yang terpukul. Jika membandingkan antara daging sapi dengan daging kerbau impor. Jelas daging sapi memberikan nilai tambah atau added value bagi perekonomian Sumut,” ujarnya.

Baca Juga:   Lima Tahun Terakhir, Perdangan Indonesia ke Korea Selatan Meningkat 1,95 Persen

Penyerapan tenaga kerja pada perusahaan penghasil daging sapi jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan jika hanya mengandalkan daging kerbau impor. Meskipun disisi lainnya, masyarakat konsumen diuntungkan dengan harga daging kerbau yang lebih murah.

Daging sendiri adalah konsumsi masyarakat menengah keatas. Seharusnya impor daging kerbau ini bisa dibatasi. Karena kalau hitung-hitungan ekonominya jelas kehadiran daging kerbau impor ini lebih banyak memberikan dampak negatif bagi perekonomian Sumut.

“Kita berharap pemerintah bisa meninjau ulang pengadaan daging kerbau beku dari negara lain tersebut. Buat apa harganya murah jika masyarakat tidak mendapatkan nilai tambah dari aktifitas ekonomi daging kerbau. Justru memicu terjadinya capital outflow dan membuat peternakan nasional menjadi sulit untuk tumbuh,” pungkasnya. (MS11)