Scroll untuk baca artikel
Nasional

Dilanda Banjir, Harga Pangan Di Kota Medan Naik Tajam

×

Dilanda Banjir, Harga Pangan Di Kota Medan Naik Tajam

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com| MEDAN- Banjir yang melanda kota Medan karena luapan air sejumlah sungai hingga merendam ribuan rumah warga berdampak pada kenaikan harga pangan di Medan. Bahkan akibat banjir, layanan jalan tol dibuka untuk pengendara kendaraan sepeda motor.

“Jelas banjir ini akan merugikan masyarakat secara ekonomi. Selain kerugian materi, aktifitas ekonomi yang terhambat, penyakit hingga korban jiwa. Banjir secara tidak langsung juga merugikan masyarakat dari sisi kenaikan harga pangan. Dan banjir yang terjadi baru-baru ini justru juga diikuti dengan bencana tanah longsor yang menghambat jalur distribusi barang masuk ke kota medan,” kata Ketua Pemantau Pangan Sumut, Gunawan Benjamin, Jum’at (4/12/2020).

Dan hasilnya, kata Gunawan, harga pangan mengalami kenaikan. Salah satu komoditas pangan yang kerap menyumbang inflasi tinggi, dan kerap memicu inflasi, yakni, cabai mengalami kenaikan yang tinggi. Harga cabai pada hari ini naik dalam di kisaran Rp7.000 hingga 10.000 perkilogram. Harga cabai rawit yang sehari sebelumnya bertengger dikisaran Rp 35.000an perkilogran, saat ini dijual dikisaran Rp 45.000an perkilogram.

Baca Juga:   Dr Achmad Yurianto, Sembuh Corona Ada 1.489 Pasien

“Sementara cabai merah yang sebelumnya dijual sekitar Rp 40.000 hingga 43.000il perkilogram. Saat ini sudah bertengger di level Rp50.000an kilogram. Komoditas lainnya seperti sayur-sayuran juga mengalami kenaikan dalam rentang 30% hingga 50%,” ujarnya.

Khusus untuk hari ini, harga minyak goreng juga mengalami kenaikan dalam rentang Rp 250 hingga Rp 500 perkilogramnya. Harga minyak goreng jurah yang sebelumnya dihargai Rp 13.000 perkilogram Saat ini dijual di harga Rp 13.500 perkilogram. Tetapi kenaikan harga minyak goreng ini bukan karena bencana. Namun, tren harga CPO yang memang belakangan naik di pasar global.

“Sejauh ini, untuk komoditas bawang merah dan bawang putih masih stabil. Tetapi yang dikuatirkan jika intensitas hujan tidak mengalami penurunan dan berlangsung lama. Maka, yang dikuatirkan selanjutnya adalah adanya kemungkinan kenaikan sejumlah komoditas lainnya. Jadi yang berpeluang naik lagi harganya bukan hanya cabai, namun komoditas pangan lain berpeluang mengikuti,” katanya.

Baca Juga:   Wagub Musa Rajekshah Sambut Baik Kemudahan Pendirian Perseroan Perseorangan

Tidak mudah menstabilkan harga jika kita berhadapan dengan cuaca atau bencana seperti ini. Namun, untuk meminimalisir dampak ekonominya. Pemerintah bersama masyarakat sebaiknya bergtong royong untuk membantu masyarakat yang tengah tertimpa musibah. Pemerintah juga dituntut bergerak cepat untuk mengatasi jalur distribusi yang terhambat akibat longsor.

“Lakukan sidak secara rutin untuk memantau perkembangan harga. Bila perlu melakukan intervensi pasar dengan menjual sejumlah komoditas pangan dengan harga lebih murah dari harga pasar. Dinas terkait harus bertindak cepat, bila perlu memberikan kompensasi kepad pedagang besar untuk mengangkut barang kebutuhan pokok dari sumbernya ke konsumen,” katanya.

Beban tugas TPID semakin berat jika berhadapan dengan situasi sulit seperti yang terjadi sekarang. Lakukan aksi segera untuk menstabilkan harga, dengan mengoptimalkan sinergi diantara masing-masing instansi yang tergabung dalam TPID tersebut. (MS11)

Baca Juga:   Kajati Sulteng dan Aspidum Ikuti Rakorsus Dengan Menkopolhukan Terkati Karhutla