Scroll untuk baca artikel
BermartabatEkonomiHeadlinePolitikSumut

Masyarakat Marancar Minta Ini Kepada Anggota DPRD Sumut Dapil 7

×

Masyarakat Marancar Minta Ini Kepada Anggota DPRD Sumut Dapil 7

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com | MARANCAR – Acara Reses dan Serap Aspirasi masyarakat yang digelar Anggota DPRD Sumut Drs. Parsaulian Tambunan, M.Pd di Desa Haunatas Kecamatan Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan, Minggu (21/2/2021) dihadiri puluhan warga masyarakat dan menyampaikan harapan mereka kepada anggota dewan yang datang.

Reses kali ini, Parsaulian Tambunan berharap masyarakat menyampaikan apa sebenarnya yang sangat mereka butuhkan terutama di masa pandemi Covid-19 ini.

Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Desa Haunatas Latulanda Hadamean Pasaribu, Perwakilan Kapolsek Serka Khoirul Siregar dan Ipda Baringin Silalahi, Perwakilan Koramil Peltu Mainudin Daulay.

Kepala Desa Haunatas Latulanda H Pasaribu menyampaikan bahwa sebagian besar masyarakat di daerah yang ia pimpin masih mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk pada saat musim tanam.

Baca Juga:   NasDem Asahan Siap Panaskan Mesin Pasca Diumumkannya Anies Capres

Masyarakat yang hadir juga menyampaikan aspirasinya agar Anggota DPRD Sumut Parsaulian Tambunan meneruskan harapan mereka kepada Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi.

Parsaulian Tambunan menyambut baik apa yang disampaikan warga masyarakat yang hadir. Masyarakat Marancar harus mensyukuri dan menikmati pembangunan 10 tahun terakhir dan mengapresiasi perhatian Keluarga Besar Pasaribu yang menjadi contoh bagi masyarakat ke depan.

Sedikit informasi terkait daerah yang terletak di Lembah Gunung Lubuk Raya dan Sibual-buali serta hutan yang lebat ini, dulunya air cukup sulit didapat. Kesulitan air inilah yang menyebabkan kampung ini ditinggalkan marga Siregar, lalu diganti marga Pasaribu.

Keempat marga Pasaribu kemudian masuk jauh ke dalam hutan untuk mencari sumber air, hingga sampai di kawasan Hutan Gunung Sibual-buali dengan Aek Sirabun yang airnya mengalir deras, tapi tidak mengalir ke kampung mereka karena terhalang sebuah batu besar. Pasaribu bersaudara dibantu warga lain lalu memahat batu sepanjang 41 meter selama 14 bulan, akhirnya kerja keras mereka tidak sia-sia. Air mengalir ke kampung dan mengairi sawah serta dapat dipergunakan untuk keperluan sehari-hari.

Baca Juga:   Penangaan Covid-19 di Tanjungbalai Diapresiasi Anggota DPRD Sumut

Untuk mengenang sejarah ini, Pasaribu bersaudara menamakan empat kampung yang kini menjadi desa dengan sebutan Simaretong. Artinya semua urusan antarkeempat desa harus melibatkan dan diselesaikan oleh keempat desa, termasuk pengelolaan sumber airnya. Nama Haunatas adalah untuk mengingat sejarah dari mana mereka berasal.