MEDAN-Revitalisasi Lapangan Merdeka segera dilakukan. Di awal Juli ini, Presiden Joko Widodo direncanakan akan meletakkan batu pertama sebagai tanda dimulainya penataan lapangan bersejarah yang merupakan kebanggaan warga Kota Medan. Melalui revitalisasi yang dilakukan, Wali Kota Medan Bobby Nasution akan mengembalikan lapangan yang dulunya alun-alun ini ke fungsi awalnya sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) sehingga dapat memperbesar interaksi antar warga.
Selama ini lapangan yang pada zaman Belanda dinamakan de Esplanade ini tidak sepenuhnya menjadi RTH. Sebab, sisi depan Lapangan Merdeka yang menghadap Balai Kota dan Bank Indonesia terdapat banyak bangunan yang digunakan para tenant berjualan sehingga mempersempit ruang interaksi warga.
Dalam melakukan revitalisasi, orang nomor satu di Pemko Medan ini mengusung konsep hijau. Selain itu revitalisasi juga akan mempertahankan signifikansi sejarah dan karakter lapangan yang aktif digunakan sejak 1880 tersebut sebagai ruang terbuka.
“Saat ini masyarakat membutuhkan lebih banyak ruang publik untuk saling berinteraksi. Masyarakat nantinya bisa memanfaatkan fungsi Lapangan Merdeka sebagai tempat untuk melewati waktu sambil menikmati suasana baru,” kata Bobby Nasution baru-baru ini.
Keinginan Bobby Nasution merevitalisasi Lapangan Merdeka untuk memperbanyak dan memperbesar ruang interaksi antar warga dinilai sangat tepat oleh dosen Administrasi Publik Fisipol Universitas Medan Area (UMA) Drs Bahrum Jamil MAP. Dikatakan Bahrum, warga sudah lama menunggu Lapangan Merdeka dikembalikan sebagai ruang publik guna memperbesar ruang interaksi.
“Tentunya keinginan Pak Wali Kota mengembalikan fungsi Lapangan Merdeka sedia kala sebelum tenant kuliner muncul, merupakan hal yang sangat ditunggu-tunggu masyarakat Kota Medan. Saya sangat mendukung, begitu juga masyarakat dan masyarakat tentunya. Apalagi sudah keluar blueprint dari Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang Kota Medan yang mempublis bagaimana nantinya bentuk dari Lapangan Merdeka ini. Tentunya kita sangat menunggu hal tersebut,” ungkap Bahrum.
Idealnya sebuah kota, kata Bahrum, memang harus menjadi kota ramah lingkungan. Ada beberapa indikator, jelasnya, harus dipenuhi untuk menjadi kota ramah lingkungan diantaranya banyak tersedia RTH yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan seperti olahraga, tempat bersantai, rekreasi bersama keluarga dan refreshing melepas penat.
“Yang penting tetap dalam koridor RTH. Artinya, tidak ada bangunan permanen dan yang ada hanyalah suasana hijau, asri, bersih, rapi dan sebagainya. Jadi kalau program revitalisasi ini dilakukan oleh Pak Wali, saya bersama masyarakat Kota Medan mendukung hal ini,” jelasnya.
Apabila revitalisasi Lapangan Merdeka terwujud, Bahrum berharap Pemko Medan dapat merawat dan melakukan pengawasan sarana, prasarana serta fasilitas umum nantinya. Selain itu, keamanan dan kenyamanan warga nantinya juga perlu diperhatikan, terutama soal parkir.
“Jangan sampai ada jukir liar yang tiba-tiba muncul mengutip uang pengunjung. Saya harap Pemko Medan menyediakan tempat parkir nantinya. Di samping itu, kalau bisa hindari adanya pedagang liar yang masuk dan mengganggu kenyamanan pengunjung. Kita berharap Pemko Medan menyediakan stand UMKM Kota Medan untuk mempromosikan produknya sehingga maju dan berkembang,” harapnya. (ef/foto:ist)