“Bangkai babi ini tentunya mengganggu masyarakat. Untuk itu, kita akan kembali surati kabupaten/kota. Bahkan, jika perlu kembali akan digelar rapat koordinasi,” ujar Kepala Dinas Peternakan Sumut, Azhar Harahap saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (6/11/2019).
Kata Azhar, sebelumnya pihaknya sudah menyebarkan surat ke bupati dan wali kota ke seluruh wilayah Sumut. Surat tersebut berupa langkah-langkah untuk ditindaklanjuti pada peternak babi seperti meminimalkan atau memindahkan hewan ternak antar tempat yakni dari kandang ke kandang atau dari desa ke desa agar tidak terjangkit virus hog cholera.
“Dalam imbauan itu, kita juga menegaskan agar segera menanam ternak yang sudah mati dan jangan membuang ke sungai atau ke tempat-tempat lainnya. Jadi langkah-langkah ini sudah kita buat melalui tembusan ke Gubernur, Sekda dan ke Bupati setiap daerah. Namun, sepertinya kabupaten/kota belum mengindahkan imbauan-imbauan dan langkah kita karena masyarakat masih kurang paham dengan kasus ini,” tuturnya.
Dijelaskan dia, dengan kasus virus hog cholera ini Dinas Peternakan Sumut sudah memanggil pihak kabupaten/kota terutama kepala dinasnya untuk menyikapi langkah-langkah yang telah dikeluarkan dalam menyikapi dan mengantisipasi.
“Kita harapkan kepala dinas di kabupaten/kota bisa melakukan penanggulangan virus hog cholera ini. Sebab kita di provinsi sifatnya memfasilitasi dan mengevaluasi. Kita juga pantau melalui posko yang telah kita bangun di daerah. Namun, dengan kejadian ini sebagian kabupaten/kota tidak begitu mengindahkan,” cetusnya.
Sebagaimana diketahui, warga di Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, mengeluhkan bau busuk akibat banyaknya bangkai babi yang mengambang di aliran Sungai Bederah.