mediasumutu.com| MEDAN- Konsep menyisihkan sejumlah uang untuk disimpan demi memenuhi suatu kebutuhan di masa depan atau keperluan mendadak sudah menjadi tradisi turun temurun. Pada generasi berikutnya, masyarakat sudah mulai mengenal bank sebagai tempat menyimpan uang, menggantikan tempat penyimpanan fisik yang memiliki risiko hilang atau dicuri.
Akan tetapi, semakin maju, bank saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan di masa depan. Mengapa? Karena, bunga atau imbal hasil (return) yang kita dapatkan dengan menabung di bank tidak sebanding dengan inflasi yang terjadi setiap tahunnya, sehingga jika dibandingkan dengan kenaikan harga barang dan jasa tersebut, uang yang kita tabung di bank sebenarnya justru mengalami penurunan nilai.
Tim BEI melalui Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia Wilayah Sumut, Pintor Nasution mengatakan, uang atau modal yang diinvestasikan seiring dengan berjalannya waktu akan bertumbuh melebihi modal awalnya jika dialokasikan secara baik.
“Sehingga, investasi berpotensi memberikan keuntungan yang lebih besar jika dibandingkan dengan tabungan. Pada contoh seorang Ibu tadi, jika dana yang disisihkan disimpan ke dalam produk investasi, maka di waktu yang diharapkan, dana yang terkumpul beserta hasil investasinya bisa mencukupi untuk membeli kendaraan yang diidamkannnya sepuluh tahun lalu,”katanya, Jum’at (15/1/2021).
Itulah yang membedakan investasi dari tabungan. Walaupun menabung secara konvensional tetap diperlukan untuk keperluan yang sifatnya mendadak, namun dengan hanya menabung saja, nilai uang kita tidak akan bertumbuh melebihi inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa.
“Investasi ada kaitannya juga dengan perencanaan keuangan. Berbagai rencana di masa depan dapat dipersiapkan melalui konsep berinvestasi. Dengan perencanaan yang baik, kita dapat “mencicil” kebutuhan yang diperlukan sedini mungkin agar berbagai kebutuhan di masa depan dapat berjalan dengan lancar,” katanya.
Semakin panjang jangka waktu investasi, maka semakin besar risikonya. Sebaliknya, jika kebutuhan dana yang dialokasikan lebih pendek, maka sebaiknya memilih produk yang lebih rendah risikonya.
“Dengan berinvestasi, kita dapat mulai mempersiapkan kebutuhan di masa depan dengan memanfaatkan dana yang kita miliki saat ini. Penyusunan strategi investasi sedini mungkin menjadi kunci sukses investasi untuk memenuhi impian di masa depan,”katanya.
Setelah memahami prinsip investasi, langkah berikut adalah memilih produk-produk investasi. Produk investasi di pasar modal ada beragam jenis, mulai dari surat utang, saham, hingga reksa dana, semuanya berpeluang menjadi pilihan investasi yang baik.
“Saat ini, tidak perlu menunggu dana investasi besar seperti orang-orang di masa lalu untuk membeli aset properti atau emas, tetapi bisa memilih portofolio investasi yang lebih terjangkau di pasar modal Indonesia, misalnya saham perusahaan properti atau produsen emas. Investor besarpun telah menggunakan pasar modal sebagai tempat berinvestasi mereka di zaman modern,” ujarnya.(MS11)