Jakarta, Mediasumutku.com– Jangan pernah hina atau menjelek-jelekkan beras yang dipasarkan oleh Badan Urusan Logistik (Bulog). Dan, jangan juga coba main-main ke Budi Waseso (Buwas). Sebab, mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri ini tidak akan tinggal diam.
Loh, apa kaitannya? Ingat, Bulog sekarang dipimpin dengan sangat serius oleh Buwas. Karena itu, seperti dimuat laman Detikcom yang diakses Mediasumutku.com pada hari Sabtu (21/9/2019), Direktur Utama Perum Bulog ini mengaku sangat geram dengan oknum yang membuat beras Bulog terkesan tidak berkualitas.
Kata Buwas, itu juga yang membuat Bulog kesulitan menyalurkan beras Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau beras miskin (raskin). Ia berjanji tidak akan tinggal diam. Pihaknya bakal mengungkap pelaku yang bermain di program BPNT yang menjelek-jelekkan beras Bulog.
Dia berharap dengan adanya pembuktian itu, serta bukti-bukti lain yang masih diselidiki, masyarakat akan lebih jeli bahwa asih ada kejahatan seperti itu. Pihaknya pun menyayangkan perbuatan seperti itu karena beras BPNT disalurkan untuk masyarakat kurang mampu.
Buwas mengingatkan kepada oknum-oknum tersebut bahwa dirinya adalah mantan Kabareskrim sehingga tidak bisa ditipu.”Dia tidak memperhitungkan bahwa yang Dirutnya Bulog ini mantan Kabareskrim kan, gitu kan, mantan polisi lah. Jadi ditipu kayak apapun pasti tahu,” kata dia di kantornya, Jakarta.
Menurutnya, oknum-oknum yang melakukan tindak kejahatan sehingga berdampak buruk pada kualitas beras Bulog itu, selama ini selalu bersembunyi. “Nah sekarang ada kelompok-kelompok tertentu yang sudah nyaman dengan proses itu, dia selalu bersembunyi,” jelasnya.
Buwas memastikan akan segera memberitahu siapa oknum yang berbuat kejahatan di penyaluran BPNT. Untuk saat ini dia belum bisa membongkarnya karena timnya di lapangan masih mengumpulkan sebanyak mungkin bukti-bukti.
“Sehingga nanti terjawab apa yang selama ini didengungkan Bulog seperti itu tidak menyajikan yang berkualitas, Bulog menipu, berasnya jelek yang dikasihkan ke masyarakat, itu tidak benar semua,” tambahnya. Buwas membocorkan modus oknum kejahatan di penyaluran beras Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau beras miskin (raskin).
Kejahatan yang dilakukan oknum tersebut membuat beras Bulog terkesan tidak berkualitas. “Sekarang saya bocorkan sedikit bahwa ada penjualan karung-karung kemasan yang sama dengan merek-merek termasuk mereknya Bulog. Nah itu dijualbelikan, ya, terus diisi beras semau-maunya,” kata dia.
Dengan kata lain, ada pihak-pihak yang sengaja memfitnah bahwa beras produksi Bulog itu tidak layak dikonsumsi. “Jadi itu yang memfitnah Bulog salah satunya, dikasih beras jelek, karena kantongnya merek Bulog maka langsung orang berasumsi bahwa itu produk Bulog yang berkutu, jelek, bau dan lain-lain,” jelasnya.
Buwas juga ingin melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam mengusut permasalahan itu. Pasalnya dia ingin induk dari oknum tersebut terungkap.
“Bila perlu nanti saya mohon untuk bekerja sama dengan KPK karena harus sampai induknya ya. Karena ini nilai besar ya, karena di undang-undang itu KPK kan Rp 1 miliar ke atas harus ditangani oleh KPK ya,” ujarnya.
Buwas belum mengungkap oknum kejahatan di penyaluran beras Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau beras miskin (raskin). Tapi bila ada pihak Bulog yang terlibat, Buwas tidak akan tinggal diam. “(Kalau terbukti) nggak usah dipecat, kalau perlu kita bunuh, bunuh karirnya maksudnya ya,” kata dia.
Dia menilai oknum yang akan terungkap bisa berasal dari internal Bulog maupun pihak dari luar. Sementara saat ini masih dalam proses pengumpulan bukti.
“Nanti bisa internal bisa eksternal. Kan itu nanti dalam pembuktian proses penyidikan yang dilakukan oleh Satgas Pangan. Nanti saya sedang koordinasikan dengan Satgas Pangan. Kita nanti paparkan ke semuanya, keseluruhannya. Kalau itu mau kerja sama, sama Kejaksaan sama KPK ya silahkan, karena saya yakin ini akan larinya ke atas karena ini pasti ada kebijakan,” lanjutnya.
Saat ditanya apakah kebijakan yang dimaksud berkaitan dengan kementerian yang berurusan dengan penyaluran BPNT, Buwas belum mau menduga-duga. “Arahnya ke mana, kita lihat saja nanti karena kan tidak mungkin seorang bawahan berani berbuat tanpa ada hubungannya dengan yang lebih atasnya,” tambahnya.(MS1/dtc)