JAKARTA-Bincang Tipis-Tipis Erman Tale Daulay pada chanel Youtube Tale Trias Info mengundang narasumber Wa Ode Nurhayati, S.Sos, yang terpilih menjadi Presidium Majelis Nasional Forum Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Wati (MN Forhati) periode 2022-2027 pada Munas Alumni HMI-Wati, beberapa waktu lalu di Palu, Sulteng.
Setelah terpilih menjadi Presidium MN Forhati, ke depan, katanya secara pribadi sebagai anggota Presidium tentu berharap Forhati sama eksisnya dengan KAHMI karena kita juga punya cita-cita besar tentang keterwakilan perempuan di Parlemen.
“Saya bicara versi politik karena kita juga punya PR bersama tentang keterwakilan perempuan di parlemen dan saya kira ini menjadi PR bukan hanya aktivis Forhati saja tetapi seluruh aktivis di tiap tingkatan. Saya kira ini menjadi PR bersama sebagai anak bangsa untuk mengisi ruang-ruang 30% perempuan dalam politik,” paparnya.
Karena, kita ini kan Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi satu. Kita semua punya semangat yang sama untuk bangsa, untuk umat. Kenapa saya menyerukan politik perempuan, itu menjadi seruan umum bagi semua aktivis. Janganlah kiranya kita menyia-nyaiakan masa muda kita yang berjibaku dengan agenda-agenda aktivis, kepentingan bangsa dan negara kalau kemudian itu hanya sebatas di ruang-ruang kampus lalu itu kemudian tidak kita tempatkan pada ruang-ruang aktualisasi nyata di masyarakat. Kita harus menjadi bagian dari itu, karena itu dulu cita-cita besar kita bersama.
Dalam kapasitas sebagai politisi, lanjutnya ke depan itu cita-cita yang paling terdekat adalah membuat ruang-ruang politik perempuan itu menjadi nyata dan tidak menakutkan, dimana perempuan itu bisa mengisi kursi-kursi di parlemen.
Menurut wanita kelahiran Wakatobi, Sulawesi Tenggara 6 November 1981 ini, kuota 30% perempuan itu sebenarnya agenda pemaksaan negara agar perempuan mau keluar dari kotak untuk ke pengabdian yang lebih besar.
Mantan Anggota DPR RI Fraksi PAN ini ingin menumbuh suburkan politik gagasan untuk melenyapkan doktrin politik sesat, yaitu politik uang. Beranjak dari pengalaman pribadi, Ketua DPD HANURA Sultra ini membuktikan bahwa politik gagasan sangat dicintai masyarakat. Pada Pemilu 2009 lalu, Wa Ode Nurhayati melenggang ke Senayan lewat politik gagasan dan pendekatan sosial kemasyarakatan.
Wa Ode Nurhayati membulatkan tekad harus kembali ke rumah besar yang pernah membesarkannya sebagai Anggota DPR RI. Bisa melenggang ke Senayan itu dulu murni karena perjuangan dan tekadnya yang bulat yang pada waktu itu menjadi aktivis Forhati.
“Itu artinya adalah minimal kehadiran saya itu dapat sedikit memantik harapan bagi perempuan-perempuan yang ada di Forhati bahwa politik perempuan itu tidak menakutkan,” tandasnya.
Dalam bincang tipis-tipis degan Erman Tale Daulay, Wa Ode Nurhayati juga menceritakan bagaimana perjuangannya ketika memutuskan terjun ke dunia politik dan keliling ke daerah pemilihan, termasuk ke kota kelahirannya.
“Wakatobi itu daerah yang tidak pernah saya datangi. Tapi semua memilih saya, karena almarhum kedua orang tua langkah yang saya tempuh waktu itu sebenarnya sedang menjemput takdir sebenarnya, karena saya percaya bahwa saya tidak ingin meletakkan hal di luar takdir yang menjadikan saya sebagai anggota DPR,” tegasnya.
Ketika Wa Ode Nurhayati terpilih menjadi Anggota DPR RI pada waktu itu, ia menepati janjinya menemui masyarakat di daerah pemilihannya.
Berbicara tentang keterwakilan perempuan di Parlemen itu, menurut Wa Ode keterwakilan perempuan itu belum terpenuhi di semua tingkatan.
Yang pasti, Wa Ode ingin menumbuh-suburkan politik gagasan untuk melenyapkan doktrin sesat, politik uang (money politic). Beranjak dari pengalaman pribadi, Wa Ode sudah membuktikan bahwa politik gagasan sangat dicintai masyarakat. Pada Pemilu 2009, WON, sapaan akrabnya, melenggang ke Senayan lewat politik gagasan dan pendekatan sosial kemasyarakatan.