mediasumutku.com| MEDAN- Kinerja harga CPO (Crude Palm Oil) belakangan ini masih stabil dan bertahan mahal di atas 3.300 ringgit per ton. Harga CPO saat ini bertengger dikisaran angka 3332 ringgit per tonnya. Sangat baik bagi para petani. Tren harga CPO yang naik ini tidak terlepas dari sejumlah isu. Seperti, kemungkinan membaiknya hubungan dagang antara China dan AS.
Pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, bahwa kinerja industri dunia maupun ekonomi global akan mengalami pemulihan setelah ditemukannya vaksin covid 19. Jadi memang ada harapan pemulihan ekonomi yang bisa saja membuat kinerja harga CPO kedepan bisa mengalami penguatan. Karena ada harapan konsumsi CPO global mengalami pemulihan.
“Meskipun belum 100% jaminan kesana. Setidaknya ada beberapa isu penting yang mungkin perlu menjadi catatan khusus. Diantaranya, kemungkinan perang dagang yang masih berlanjut setelah Presiden AS terpilih Joe Biden menjabat nantinya. Ini yang masih menjadi tanda tanya besar. Karena kalau berlanjut bisa saja tren penguatan harga CPO akan tertahan,” katanya, Minggu (6/12/2020).
Dampak dari kenaikan harga CPO saat ini tentunya akan membuat petani senang. Petani akan diuntungkan dengan kenaikan harga CPO tersebut. Tetapi dampak nyata yang dialami konsumen saat ini adalah kenaikan harga minyak goreng.
“Harga minyak goreng yang sempat di kisaran Rp12.000 hingga 12.500 perkologram sebelumnya. Saat ini sudah berada dikisaran Rp13.500 hingga 14.000 perkilogram. Kenaikan harga tersebut trerjadi dalam sepekan terakhir. Jadi konsumen yang sangat dirugikan saat ini dengan kenaikan harga tersebut,” ujarnya.
Tetapi secara keseluruhan, kenaikan harga CPO lebih banyak memberikan kemaslahatan bagi masyarakat di Sumut. Mengingat Sumut yang lebih banyak mengandalkan sawit dalam porsi pertumbuhan ekonominya.(MS11)