mediasumutku.com | MEDAN – Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatera Utara (Sumut) membantah pemberitaan salah satu media online lokal di Medan, yang memberitakan bahwasanya ada ribuan babi pada 11 kabupaten/kota di Sumut positif virus african swine fever (ASF) atau demam babi Afrika.
“Isu yang berkembang (terkait ribuan babi di 11 kabupaten/kota Sumut terserang virus ASF) tidak benar. Berdasarkan hasil laboratorium, babi tersebut mati positif karena terjangkit virus hog cholera atau kolera babi,” ungkap Kabid Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, drh Mulkan Harahap di kantornya, Rabu (30/10/2019).
Kata Mulkan, virus hog cholera memang menyebabkan kematian yang sangat cepat. Begitu juga penyebarannya. “Saat ini masih dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” ucapnya.
Disebutkan dia, pada Kamis (24/10/2019) dan Jumat (25/10/2019), tim dari Dirjen Peternakan dan Direktorat Kesehatan Hewan Pusat, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut dan Balai Veteriner Medan, Balai Karantina Belawan turun ke kabupaten untuk meneliti penyebab banyaknya babi mati akibat terjangkit virus hog cholera ini.
“Kita belum bisa mengatakan bahwa babi yang mati itu tertular virus ASF, karena masih dalam pemeriksaan. Jadi, yang berhak mengumumkan bila benar terjangkit virus ASF adalah Menteri Pertanian,” cetusnya.
Mulkan menuturkan, untuk menuntaskan permasalahan tersebut pihaknya sudah membentuk Tim Gerak Cepat. Tim ini terdiri dari PU, Lingkungan Hidup, Dinas Ketahanan Pangan dan Hortikultura/Dinas Pertanian dan lainnya, yang menerima laporan dari masyarakat.
“Masih ada saja data atau info yang tidak dilaporkan masyarakat. Dengan adanya tim ini, diharapkan bisa menyerap info dari masyarakat dan dapat menyampaikan solusi nantinya dari persoalan yang dihadapi,” tukas dia. (wiwin)