Scroll untuk baca artikel
KesehatanPendidikanSumut

Dosen IKH Medan Beri Edukasi Tentang Bahaya Merokok pada Remaja di SMA Bayu Pertiwi

×

Dosen IKH Medan Beri Edukasi Tentang Bahaya Merokok pada Remaja di SMA Bayu Pertiwi

Sebarkan artikel ini

MEDAN-Untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan, Dosen Dosen Institut Kesehatan Helvetia (IKH) memberikan edukasi tentang bahaya merokok pada siswa siswi SMA Swasta Bayu Pertiwi Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang pada 18 Maret 2024 yang lalu.

Kegiatan tersebut merupakan pengabdian kepada masyarakat (PKM) oleh Dosen Institut Kesehatan Helvetia (IKH) yang ketuai oleh Mey Elisa Safitri, S.Keb, Bdn, SKM, M.Kes dengan anggota Endang Maryanti, SKM, M.Si, dan Sudana  Fatahillah Pasaribu, S.Tr.Gz, M.Gz.

Pengabdian masyarakat yang mengusung tema “Meningkatkan Pengetahuan Remaja Melalui Edukasi Kesehatan tentang Bahaya Merokok di SMA Bayu Pertiwi Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang” bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman remaja tentang bahaya merokok sehingga nantinya tidak ada lagi remaja yang kecanduan rokok serta merokok di lingkungan sekolah, yang akan menyebabkan meningkatnya angka  kesakitan dan kematian akibat rokok. Selain itu manfaat PKM ini meningkatkan keperdulian remaja tentang kesehatan dan bahaya merokok.

Ketua tim, Mey Elisa Safitri, S.Keb, Bdn, SKM, M.Kes mengatakan, remaja pada saat ini sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungan maupun budaya yang tidak positif yang akan menjadikan faktor resiko terjebak untuk prilaku yang tidak sehat, misalnya: merokok minum-minuman keras penggunaan narkoba, seks pranikah, tawuran dan kebut kebutan dijalan. Remaja menganggap dirinya sebagai orang yang keras dan matang serta remaja merokok di anggap dapat meningkatkan citra diri nya.

Baca Juga:   Dosen IKH Medan Beri Edukasi Pemanfaatan Medsos Terhadap Pemberian Informasi Kesehatan Remaja di SMAN 5 Binjai

Remaja juga menganggap bahwa dirinya mampu dan bisa melakukan hal apapun, dan salah satunya adalah perilaku merokok. Perilaku merokok sulit untuk dihindari oleh remaja yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti perilaku serta lingkungan yang ada di sekitaran remaja. Menurut badan kesehatan dunia (WHO) tahun 2020, prevalensi merokok pada remaja usia 10-18 tahun meningkat dari 7,2% dari tahun 2013 menjadi 9,1% pada 2018, dan peningkatannya sebesar 20%.

Data dari GlobalYouth Tobacco Survey (GYTS) (2019) menunjukkan bahwa 40,6% pelajar di Indonesia (usia 13-15 tahun), 2 dari 3 anak laki-laki, 1 dari 5 anak perempuan sudah pernah menggunakan tembakau: 19,2% pelajar merokok dan diantara jumlah tersebut 60,6% bahkan tidak dicegah ketika membeli rokok karena usia mereka, dan dua pertiga dari mereka dapat membeli rokok eceran. Perilaku para perokok berkaitan dengan masalah kesehatan di masyarakat, menimbulkan berbagai faktor penyakit bahkan menyebabkan kematian, baik perokok aktif dan perokok pasif di disekitarnya.

Baca Juga:   USU Masuk dalam Pemeringkatan THE Impact Rankings 2021

Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) menyebutkan 1 dari 10 kematian pada orang dewasa disebabkan karena perilaku merokok, dimana rokok ini membunuh hampir lima juta orang setiap tahunnya. Jika hal ini berlanjut, maka dapat dipastikan bahwa 10 juta orang akan meninggal karena rokok pertahunnya pada tahun 2020, dengan 70% kasus terjadi di Negara berkembang seperti Indonesia.

Bahkan pada tahun 2030 diperkirakan jumlah kematian mencapai angka 8 juta. Menurut Tobacco Atlas yang diterbitkan oleh WHO, merokok adalah penyebab bagi hampir 90% kanker paru, 75% penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan juga menjadi 25% penyebab serangan jantung. Hal ini sesuai dengan peringatan pemerintah sebagai tindakan untuk meminimalisasikan penggunaan rokok dengan memperingatkan bahwa “Merokok Membunuhmu”.

“Akan tetapi hal itu pun bisa dikatakan kurang membuahkan hasil. Global Youth Tobacco Survey dalam Infodatin (2019), menyatakan Indonesia sebagai negara dengan angka perokok remaja tertinggi di dunia. Maka dari itu perlulah ada peran pendidikan dalam mengatasi hal tersebut,” jelas Mey.

Baca Juga:   Cegah Konflik Lahan Sengketa Kapolres Sergai Mediasi Dua Kelompok

Pada saat tanya jawab dilakukan diketahui remaja mengaku tidak pernah mendapatkan pendidikan tentang bahaya merokok dari sekolah, Dari diskusi dan tanya jawab yang terjadi selama kegiatan berlangsung, pertanyaan terus muncul dikarenakan remaja ingin mengetahui lebih dalam mengenai bahaya merokok dan cara mengatasi kecanduan merokok. Setelah penyuluhan selesai dilaksanakan terjadi peningkatan pengetahuan dan pemahaman remaja mengenai bahaya merokok serta cara mengatasi kecanduan rokok.

Kegiatan PKM ini disambut baik oleh Kepala Sekolah dan seluruh guru serta para siswa/siswi SMA Swasta Bayu Pertiwi Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.

Kegitan PKM ini dihadiri sekitar 40 orang siswa/siswi SMA Swasta Bayu Pertiwi, para peserta mendengarkan dengan antusias dan tak sedikit pula yang mengajukan pertanyaan sehingga tarjalin komunikasi tanya jawab yang aktif.

“Kita berharap, kedepannya tidak ada lagi remaja yang merokok sehingga nantinya didapati remaja yang sehat dan cerdas untuk mewujudkan Indonesia Maju,” ujarnya. (***)