MEDAN – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi senantiasa mengingatkan bawahannya bekerja jujur, berani, tulus dan ikhlas. Hal itu dilakukannya agar Sumut yang maju, aman dan bermartabat dapat segera tercapai.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Sumut Irman Oemar saat menjadi narasumber dialog interaktif di TVRI Medan, Jalan Putri Hijau, Medan, Kamis (9/9). Gubernur selalu mengingatkan hal tersebut setiap pagi kepada jajaran di bawahnya. “Mudah-mudahan arahan itu terus terpatri di ingatan kami, agar terus memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat,” kata Irman.
Selain itu, Pandemi Covid-19, kata Irman, merupakan salah satu kendala yang dihadapi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut dalam upaya mewujudkan Sumut yang maju, aman dan bermartabat. Meski begitu, selama ini Pemprov di bawah kepemimpinan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Wakil Gubernur (Wagub) Sumut Musa Rajekshah telah banyak menghasilkan capaian yang patut dibanggakan.
Beberapa capaian yang berhasil dilakukan mulai dari angka usia harapan hidup yang terus meningkat menjadi 69,1 tahun, predikat Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP) yang juga meningkat menjadi B, jumlah rumah layak huni sebesar 95,77 %, hingga pembangunan sekolah vokasi di beberapa daerah guna meningkatkan kapasitas SDM di Sumut.
“Kami menyadari hal yang kami lakukan belum sempurna, karena ada tantangan ekseternal seperti pandemi, namun masyarakat butuh kerja keras kita, kita tidak bisa bekerja biasa biasa saja, ” kata Irman.
Meski begitu, Irman mengatakan, Gubernur menerima semua masukan masyarakat terkait untuk mewujudkan Sumut yang Maju, Aman dan Bermartabat. “Beliau (Gubernur) tidak anti kritik, bahkan beliau membuka selebar lebarnya bagi siapapun yang memberi masukan untuk membenahi Sumut bersama-sama, ” kata Irman.
Irman juga mengatakan, di masa kepemimpinan Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah (Ijeck) setiap hal dikerjakan seusai dengan ketentuan. Mulai dari tidak ada permainan dalam penentuan jabatan di Pemprov Sumut. Begitu pula dengan pemberian izin yang dipastikan bersih.
“Keduanya (Edy-Ijeck) berkomitmen kompetensi jadi ukuran saat menentukan pejabat, juga pemberian izin-izin tidak ada lagi dikutip-kutip, kemudian digitalisasi di Pemprov menjadi bagian dari pelayanan,” kata Irman.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Medan Area Dr Heri Kusmanto menilai beberapa hal yang mulai membaik pada masa kepemimpinan Edy-Ijeck. Salah satunya SAKIP yang sudah meningkat menjadi predikat B. Ia menilai hal tersebut terjadi lantaran komitmen yang dibangun keduanya tidak pernah terhenti.
“Proses digitalisasi adalah salah satu penyebab membaiknya indikator kinerja pemerintah, saya lihat di pemerintahan keduanya ini ada komitmen yang tinggi, ” kata Heri.
Selain itu, Heri juga menilai bahwa Edy-Ijeck merupakan tokoh pimpinan yang sangat peduli dengan multikultural di Sumut. Keduanya menyadari bahwa Sumut memiliki masyarakat yang sangat heterogen atau beragam jenisnya. Heri melihat selama ini keduanya membangun hubungan dengan tokoh berbagai agama dan suku. “Bahkan melakukan persahabatan, saya pikir ini akan mengubah pola birokrasi, ” kata Heri.