Mediasumutku.com | Asahan – Prinsip gotong royong dalam program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN KIS)sudah banyak memberikan pertolongan kepada peserta dalam urusan pembiayaan kesehatan termasuk Hemodialisis atau hemodialisa (HD) atau dikenal luas dengan prosedur cuci darah.
Seperti yang dialami oleh Nur Hasnah (41). Ia adalah salah satu warga yang kesehatannya bergantung pada prosedur cuci darah. Ibu dari tiga orang anak tersebut sangat bersyukur telah terdaftar menjadi peserta JKN-KIS dikarenakan ia tidak perlu mengeluarkan biaya cuci darah yang tidak sedikit dan wajib rutin ia lakukan setiap minggu.
Peserta yang terdaftar sebagai segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) kelas dua tersebut, bersedia membagi ceritanya menjalani cuci darah, kepada wartawan. Nur Hasnah tidak pernah menyangka bahwa ia akan didiagnosis mengalami gagal ginjal dikarenakan tidak terdapat gejala signifikan yang ia alami sebelumnya.
“Ya saya tidak mengarah kesitu (gagal ginjal). Sebelum didiagnosis gagal ginjal, saya sering hipertensi kalau check up. Namun lama kelamaan tahun 2016 itu dites lagi ternyata positif (gagal ginjal) dan harus cuci darah. Padahal tidak ada nampak gejala sakit. Ternyata ginjal saya sudah mengkerut,” ungkap wanita yang bekerja sebagai pegawai honorer di sebuah Puskesmas tersebut.
Ketika mendengar diagnosa tersebut, ia mengaku sempat enggan menjalani prosedur cuci darah namun tidak bisa mengelak karena penyakitnya sudah kronis dan didiagnosis pada tahun 2016 lalu.
“Awalnya tidak mau cuci darah, karena yakin bisa sembuh dengan pengobatan alternatif. Ternyata ginjal saya sudah tidak sanggup. Sekitar Februari 2020, saya yakin untuk menjalani cuci darah demi kesembuhan sampai sekarang sudah sekitar empat tahun,” kata wanita yang memiliki jadwal cuci darah tiga kali seminggu di Klinik Utama Spesialis Bunda.
Beruntungnya Nur Hasanah yang terdaftar sebagai kepesertaan JKNI KIS pada PPU kelas dua. Selama itu menjalani proses pelayanan, ia mengaku tak pernah dipersulit dan mendapatkan layanan terbaik.
“Selama ini mulai dari pasang Cimino sampai saat ini rutin cuci darah, pun saya mendapatkan fasilitas dan pelayanan yang baik dan tidak dipungut biaya apapun. Ruangan disini full AC dan ada wifi juga. Dokter dan perawat pun selalu siap kapan kita butuh,” ungkapnya.
Ia lantas sangat bersyukur dikarenakan Program JKN-KIS sangat membantu meringankan bebannya dan pasien cuci darah lainnya.
“Ya memang sangat membatu sekali ini (Program JKN KIS). Sekali cuci darah saja mungkin sudah satu jutaan dan itu dikali seumur hidup kita. Saya semakin semangat untuk sembuh dan hidup sehat sekarang. Kalau tidak ada Program JKN-KIS mungkin saya sudah mundur perlahan,” ungkap istri TNI Angkatan Darat tersebut sambil tersenyum.