,mediasumutku.com | JAKARTA – Pada perdagangan Selasa (10/12) kemarin IHSG terkoreksi 0,17% ke level 6.183,50. Setelah sepekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung menguat
Analis Muhammad Nafan Aji Gusta Utama melihat penurunan ini akan berbalik hari ini. Ia memperkirakan, IHSG pada perdagangan Rabu (11/12) akan menguat. Support pertama maupun kedua berada di kisaran 6.167,41 hingga 6.119,42. Sementara, resistance pertama maupun kedua berada pada kisaran 6.239 hingga 6.274,29.
“Stochastic sudah membentuk pola dead cross di area overbought. Meskipun demikian, MACD telah menyentuh di area positif. Di sisi lain, terlihat pola bullish inside bar yang mengindikasikan adanya potensi penguatan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke resistance terdekat,” katanya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, IHSG pada perdagangan besok akan menguat masih dikarenakan aksi window dressing.
Selain itu, berdasarkan survei Bank Indonesia (BI) optimisme konsumen per November 2019 menguat. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) November 2019 meningkat menjadi 124,2 dari bulan sebelumnya yang sebesar 118,4.
Sementara itu Nafan menambahkan, pelemahan IHSG hari ini didorong oleh rasa khawatir pasar karena tidak kunjung ada tanda-tanda kesepakatan antara Amerika Serikat dan China. Sementara, tenggat waktu diterapkannya kenaikan tarif impor terhadap produk-produk impor China di Amerika Serikat semakin dekat, yakni per 15 Desember 2019.
Sejalan dengan Nafan, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan bahwa penurunan hari ini justru menunjukkan level support IHSG yang kuat. Sebab, saham-saham di regional cenderung mengalami penurunan, akan tetapi IHSG baru hari ini terkoreksi itupun masih berada di level support.
“Secara umum, bulan ini pasar memang lebih optimistis,” katanya.
Wawan memproyeksikan IHSG akan menguat, IHSG akan bergerak di level 6.180 dan 6.200. Dari domestik, pasar masih akan ditopang oleh window dressing dan ekspektasi terhadap data-data yang akan rilis.
Akan tetapi, Wawan tidak menampik sentimen global seperti perkembangan perang dagang antara Amerika Serikat dan China menuju tanggal 15 Desember masih akan berpengaruh terhadap pasar.