mediasumutku.comlMEDAN-Pemerintah Sumatera Utara dihimbau agar melakukan upaya untuk membuat harga kebutuhan bahan pokok stabil. Mengingat, daerah dan nasional tengah mengalami resesi (penurunan ekonomi).
“Artinya pertumbuhan ekonomi minus. Kalau sempat harga barang bergerak naik, dan menciptakan inflasi. Maka beban ekonomi masyarakat akan meningkat. Karena, tekanan ekonomi akibat resesi harus dibarengi dengan laju inflasi,” kata Ketua Pemantau Pangan Sumut, Gunawan Benyamin, Senin (5/10/2020).
Di awal Oktober ini saja sebut Gunawan, harga sejumlah kebutuhan pokok masih bergerak stabil. Namun, komoditas cabai mengalami kenaikan harga. Cabai merah yang pada awalnya dikisaran harga 25.000 hingga 27.000 sekitar 2 pekan yang lalu, saat ini harganya naik dikisaran 32.000 hingga 36.000 perkilogram.
Hal yang sama juga terjadi pada harga cabai rawit. Dimana, harganya naik dari 22.000 hingga 24.000 perkilogran, saat ini menjadi 26.000 hingga 30.000 perkilogram.
“Kalau kenaikan harga cabai tersebut dikaitkan dengan belanja masyarakat, memang pada dasarnya ada dorongan belanja setelah bulan Muharam kemarin berakhir. Tetapi, jika menilik lebih dalam terkait dengan daya beli masyarakat, secara kuantitas, belanja masyarakat juga belum menunjukan adanya pemulihan,” katanya.
Menurutnya, saat ini kinerja ekonomi masih lesu, yang dibarengi dengan memburuknya daya beli masyarakat belakangan ini. Jadi harapan pemulihan permintaan akan konsumsi saya pikir belum akan terlihat setidaknya hingga kuartal keempat berakhir. Motor penggerak ekonomi masyarakat belum menunjukan adanya geliat yang signifikan.
“Sehingga, harapan akan terjadinya pemulihan ekonomi terbilang masih jauh dari harapan kita semua. Dari hasil pantauan saya, pedagang saat ini masih mengeluhkan penurunan omset dan belum pulih jika dibandingkan dengan kondisi sebelum pandemi covid 19,”ujarnya.
Dan yang menjadi kekuatiran saat ini adalah adanya kemungkinan terjadinya kenaikan harga yang didorong oleh cuaca yang tidak bersahabat. Cabai menjadi komoditas yang paling rentan harganya naik saat musim penghujan. Dan jika melhat tren perkembangan komoditas lain tetapi masuk dalam bumbu bumbuan, maka bawang menunjukan indikator yang berbeda.
“Ditengah musim penghujan harga cenderung stabil dan bahkan bergerak turun. Namun, bawang memiliki karakteristik yang berbeda dengan cabai. Cabai tidak tahan lama, berbeda dengan bawang. Jadi saat hujan, cabai punya beberapa masalah seperti cepat busuk, mengalami penyusutan yang tinggi, tidak tahan lama. Jadi cabai kerap berfluktuasi lebih tajam dibandingkan komoditas lainnya,”ujarnya. (MS11)