Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
HeadlineNasional

Ini Kata Chandra Rambey Terkait IKN, Akan Layu Sebelum Berkembang

×

Ini Kata Chandra Rambey Terkait IKN, Akan Layu Sebelum Berkembang

Sebarkan artikel ini
Chandra Rambe dan Host Bincang Tipis-Tipis, Erman Tale Daulay

mediasumutku.com | JAKARTA-Bincang Tipis-Tipis Erman Tale Daulay dengan narasumber Anggota Dewan Pakar DPW PKS Sumatera Utara Chandra Rambey mengupas tuntas tentang Ibu Kota Nusantara (IKN) yang rencananya akan dipindahkan ke Kalimantan Timur.

“Ada baiknya kita mengerti dulu tentang arti sebuah kota atau ibu kota. Kota itu adalah tempat dimana ada interaksi antara orang ke orang, ada interaksi sosial dan strata sosial yang didalamnya ada infrastruktur, ada interaksi bisnis dan interasksi sosial budaya. Jadi, kota akan hidup apabila ada penghuninya,” kata Chandra Rambey.

Jadi, lanjut Chandra Rambey sebuah kota itu harus ada penghuninya. Bukan hanya bangunan yang desainnya bagus. Harus ada interaksi dari kalangan bawah sampai atas dan terjadi interaksi yang dinamis.

Baca Juga:   Wakil Ketua DPRD Padangsidimpuan Desak Pemda Periksa Kesehatan Hewan Qurban

Pertanyaan pertama yang saya lontarkan terhadap program pemerintah untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan yang jaraknya mencapai 1000 kilometer adalah bagaimana caranya memindahkan sekitar 450 ribu orang ASN dari Jakarta ke Kalimantan.

“Bayangkan lima tahun ke depan berapa banyak orang yang dipindahkan mulai dari ASN dan Non ASN termasuk TNI/Polri. Lantas, apakah non ASN mau pindah ke sana? Tentu akan bertanya dan mempertimbangkan apakah ada peluang di sana,” katanya.

Dikhawatirkan, kata Chandra kota itu akan sepi penghuninya atau sama nasibnya dengan ibukota-ibukota lainnya yang sudah pernah ada. Ditinggalkan penghuninya karena kota tersebut sepi dan interaksi yang ada di dalamnya juga tidak kuat.

Baca Juga:   Jelang Pilkada Medan, Gerindra Sudah Nyaman Berkoalisi dengan PKS

Contohnya adalah Kota Batam, yang dulunya kita harapkan bisa berkembang dengan pesat. Tapi sekarang justru sebaliknya, dimana orang-orang sudah meninggalkan kota ini.

Bagaimana dengan pebisnis, apakah mau menanamkan investasinya ke sana? Terus terang, pebisnis itu mau berinvestasi kalau ada profitnya. Kalau tidak ada profit yang akan didapatkan, maka pebisnis akan enggan untuk datang ke sana. Jadi, kalau ibu kota nusantara ini nantinya kalau sudah jadi, ada kekhawatiran akan menjadi kota yang layu sebelum berkembang.