Mediasumutku.com | Setelah meninggalnya Ashraf Sinclair, banyak beredar pesan berisi informasi kesehatan di WhatsApp, salah satunya tentang kondisi jantung dan kaitannya dengan olahraga.
Pesan tersebut menjelaskan banyak hal yang perlu diperhatikan masyarakat terkait dengan kesehatan jantung dan aktivitas fisik yang mesti dilakukan. Seperti ini bunyi pesan berantai tersebut;
Sehubung banyak kejadian ketika berolahraga meninggal secara mendadak, harap diperhatikan hal-hal di bawah ini demi keselamatan kita saat berolahraga.
#Tanda-tanda Awal Kita Mencapai Batas Kemampuan Bersepeda, Futsal, Badminton, sepakbola atau berolahraga lainnya
Ini hubungan antara tenaga, kebutuhan oksigen, dan detak jantung.
Otak kita saat berolahraga sangat membutuhkan supply oksigen yang cukup, yang dibawa oleh darah, dan dipompa oleh jantung. Sementara jantung memiliki kemampuan beragam bagi tiap orang, tergantung kondisi jantung, penyakit bawaan dan umur tiap orang.
Khusus berdasar umur, rumusnya kira-kira: 220 – umur. Misal, 220-47 = 173, segitu lah kira-kira kita boleh memaksa jantung bekerja, 173 kali per menit. Tapi bisa lebih hanya untuk mereka yang sangat terlatih dan bahkan bisa kurang untuk mereka yang tidak terlatih atau jarang berlatih. Untuk kondisi aman, rumus yang dipakai (220-umur)-10.
#Tanda-tanda jantung telah hampir sampai pada kemampuan maksimal saat berolahraga
Tahap 1, tubuh terasa panas saat mendekati batas maksimal kerja jantung.
Tahap 2, sulit mengatur nafas. Sampai di sini wajib mengurangi; kecepatan gerakan kaki atau bermain power.
Tahap 3, berkunang-kunang dan/atau mual. Wajib berhenti.
Tahap 4, ‘blackout’ atau pingsan. Tahap ini bisa langsung ke tahap selanjutnya.
Tahap 5, jantung berhenti bekerja
#Hal-hal baik yang bisa dilakukan saat berolahraga
1. Tidak mengelap tubuh saat berkeringat sebelum sampai tempat istirahat atau finish. Karena tubuh mengeluarkan lendir untuk mengurangi penguapan berlebih yang bisa saja terhapus saat mengelap tubuh. Setelah kering kita biasa menyebutnya garam.
2. Selalu minum saat mulut terasa kering dan badan terasa panas secukupnya, biasanya membatasi 4 hingga 7 teguk.
3. Selalu menggunakan baju ‘quick dry’ supaya pendinginan tubuh dengan penguapan keringat terus terjadi. Jika tidak menggunakan baju tersebut bisa dengan mengganti baju kering atau memeras agar baju tidak penuh dengan keringat dan menghambat angin.
4. Tidak langsung duduk atau rebahan saat istirahat atau mengalami kunang-kunang.
5. Jangan memaksa diri jika sudah tidak kuat atau tidak sehat, dan jangan tinggalkan teman yang sudah mengalami kunang-kunang dan mual jika olahraga bersama.
Semoga membantu, tetap sehat dan tetap aman.”
Setelah mengetahui informasi ini, coba mengklarifikasi kepada dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Siloam Hospitals Kebon Jeruk (Sport, Shoulder, and Spine Clinic) dr. Langga Sintong, SpOT. Menurutnya, ada beberapa hal yang mesti dikoreksi.
“Untuk rumus mengatur batas maksimal detak jantung, memang menggunakan rumus 220-umur, tapi 80 persen dari hasil perhitungan itu dianggap tepat untuk menentukan batas maksimal ‘heart rate,” katanya melalui pesan singkat, Rabu Februari 2020.
Kemudian, dr Langga juga memberi pernyataan bahwa pada pembahasan ‘hal-hal baik yang bisa dilakukan saat berolahraga’ poin 1 dan 4 itu tidak benar. “Poin itu seperti kontradiktif dan tidak sesuai dengan fakta sesungguhnya,” sambungnya.
Dokter Lanngga pun memberi tambahan informasi terkait dengan pembahasan olahraga dan kapasitas jantung, menurutnya, ada baiknya setiap orang mengurangi atau bahkan menghentikan olahraga jika kondisi tubuh tidak lagi fit.
“Kurangi atau stop kegiatan olahraga, dalam kata lain beristirahatlah. Jangan pernah memaksakan diri,” ungkapnya.
Dia menambahkan, sebaiknya olahraga dilakukan secara bertahap intensitasnya, karena tujuan olahraga itu untuk mencari sehat, bukan malah mendekatkan diri pada penyakit.